Princess Zakiyah

karena beda antara kau dan aku seringkali jadi sengketa karena kehormatan diri seringkali kita tinggikan di atas kebenaran karena satu kesalahanmu padaku seolah menghapus sejuta kebaikan yang lalu wasiat Sang Nabi itu rasanya berat sekali: "jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara" mungkin lebih baik kita berpisah sementara, sejenak saja menjadi kepompong yang menyendiri berdiri malam-malam, bersujud dalam-dalam bertafakkur bersama iman yang menerangi hati hingga tiba waktu waktunya menjadi kupu-kupu yang terbang menari melantun kebaikan di antara bunga, menebar keindahan pada dunia lalu dengan rindu kita kembali ke dalam dekapan ukhuwah mengambil cinta dari langit dan menebarkannya di bumi dengan persaudaraan suci; sebening prasangka, selembut nurani, sehangat semangat, senikmat berbagi, dan sekokoh janji (dikutip dari buku Dalam Dekapan Ukhuwah oleh Salim A. Fillah)

Bismillaah.. Terkadang memang kita membutuhkan penyaluran. Yah, seperti sebuah ember yang terus menerus terisi air, penuh sesak dan butuh lubang. Atau keran. Atau saluran. Apalah. Ya, aku juga. Meski berniat untuk membuang jauh-jauh keinginan curcol di blog ini, tapi tanpanya justru aku mjd lebih sering curcol di tempat lain. Berbahaya bukan? Fyu~ Satu hal yang menjadi obsesiku saat ini adalah: menjadi lebih bijak dan dewasa. Yah, aku memang masih belajar, sejak lama aku sudah bicara bahwa aku mulai belajar, dan sedang terus belajar. Tidak salah bukan? Semua orang pun belajar. Siapa yg tidak mau belajar? Yang sudah bijak dan dewasa pun masih punya peluang untuk berkembang menjadi lebih melejit lagi, atau bahkan menyusut, atrofi, terpuruk, dan tertinggal dari mereka, sang para pembelajar. Jadi... Kumohon biarkan aku berproses :)