Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2017

Pengalaman Serem

Saat duduk di bangku SMP saya mengikuti beberapa ekskul, salah satunya adalah Patroli Keamanan Sekolah (PKS). Sebenarnya kalau dilihat-lihat ekskul ini agak kurang cocok dengan saya, istilahnya "bukan gue banget" karena biasanya saya kurang tertarik dengan kegiatan yang banyak menggunakan fisik. Saya mengikuti ekskul ini karena di OSIS saya dapet Sie yang berkewajiban mengurus ekskul PKS dan ternyata saya merasa nyaman dengan teman-teman di dalamnya. Kegiatan yang dilakukan PKS mulai dari latihan baris berbaris, menertibkan barisan siswa saat upacara bendera, hingga membantu mengatur lalu lintas di pertigaan dekat sekolah tiap pagi hari.  Ada sebuah agenda yang dilakukan untuk merekrut anggota baru, yaitu sejenis acara berkemah atau menginap di sekolah (saya lupa nama acaranya apa) yang akan diisi dengan berbagai kegiatan. Tentu sama dengan acara-acara menginap lainnya, yang paling ditunggu adalah kegiatan tengah malam. Para peserta dibangunkan tiba-tiba di tengah tidur n

Aktivitas

Saat aktivitas begitu padat, jadwal betumpuk-tumpuk, dan tugas datang bertubi-tubi, liburan adalah suatu hal yang dinantikan. Merasakan kebebasan tanpa dikekangg adanya deadline tertentu dan bisa mengerjakan apapun yang diinginkan rasanya bagai berada di surga dunia. Namun kenyataannya saat benar-benar menjadi seorang jobless, termyata hidup sangat membosankan. Awal-awal sih seneng, bisa baca buku yang udah lama cuma ditumpuk dan nonton film yang tertimbun dalam harddisk. Tapi kebahagiaan itu hanya sementara, karena lama-lama mata nggak bisa diajak kompromi. Jadi sering migrain dan pusing, karena minus yang sudah masing-masing lima, kini entah jadi berapa. Jadi inget perkataan Imam Syafi'i, “ Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia .” Terus saya introspeksi, selama beberapa lama ini kayaknya lebih banyak aktivitas yang nggak penting

Menjalani Dunia Kampus

Lulus SMA berarti memulai sebuah babak baru dalam kehidupan. Sebuah tantangan yang baru untuk memulai petualangan akademis di jenjang yang lebih tinggi. Status mahasiswa, perguruan tinggi atau fakultas yang mentereng, juga bayangan kebebasan yang disimbolkan dengan tidak lagi memakai seragam, menawarkan berbagai sensasi tersendiri. Seneng, bangga, takut, deg-degan, nggak sabar, dan segala campur aduk di awalnya. Tapi saat sudah menjalani, sebenernya biasa aja sih. Antara pengen cepat kelar dan pengen lama-lama karena takut bakal kangen nantinya. Duh kok bahasa saya muter-muter amat ya. Intinya saya pengen ngasih beberapa tips menjalani dunia kampus, meski saya juga bukan mahasiswa yang sempurna. Selalu bersyukur. Ini adalah hal yang paling utama karena nggak semua orang punya kesempatan menjajal  bangku kuliah. Menjadi mahasiswa berarti Allah udah ngasih kita kesempatan untuk menimba ilmu dan pengalaman hidup yang lebih, jadi jangan sampai menyiakan segala kenikmatan itu. Kalau keb

Something I Wanna Try

Saya ingin naik pesawat. Seumur hidup saya belum pernah naik pesawat. Ndeso banget ya? Hehehe. Tapi begitulah kenyataannya. Saya orang yang ngga pernah pergi ke tempat jauh, yang harus ditempuh dengan pesawat. Kalau ke luar kota biasanya kalau engga naik travel, naik kereta api. Dulu waktu masih kecil, saya selalu heboh kalau ada pesawat yang kebetulan melintas. Saya akan berlari menghambur keluar rumah lalu loncat kegirangan sambil menunjuk-nunjuk ke atas langit. Sekarang juga tetep heboh sih, tapi ngga bisa langsung lari keluar karena harus pakai kerudung lengkap dulu. Lantas saya berandai-andai, bagaimana rasanya kalau saya yang naik? Bisakah mengintip anak-anak kecil yang kegirangan melihat pesawat di bawah sana? Kayaknya seru naik pesawat. Terbang setinggi langit, menembus awan putih, memandang bumi dari atas. Saya ingin memotret pemandangan dari jendela lalu menjadikannya wallpaper handphone, agar setiap menatapnya saya bisa teringat kembali bagaimana sensasi naik pesawat.

Tempat Makan Favorit

Bagi saya tempat makan favorit itu bukan tentang dekorasinya yang mewah atau lokasinya yang strategis. Bukan juga tentang variasi menu maupun mahal murahnya harga yang ditawarkan. Tempat makan favorit bagi saya adalah tentang mana yang paling banyak menyimpan kenangan selama berada di kota rantau. Adalah Surakarta aka solo, tempat saya mengais ilmu dalam megahnya sebuah kata: mahasiswa. Kota yang dijuluki the spirit of java ini ngga hanya terkenal dengan lagu Stasiun Balapan dan "kota asal Pak Jokowi", ia juga menawarkan kelezatan wisata kuliner mulai dari yang harga ribuan ala serabi notosuman hingga ratusan ribu ala pizza hut.  Saya tergolong orang yang suka cicip-cicip rasa baru. Jadi hampir semua jenis makanan di Solo sudah saya cobain, mulai cafe atau resto yang tampak asik, hingga makanan khas yang cukup legendaris. Sate buntel mbok galak, timlo sastro, selat mbok lies, nasi liwet, tahu kupat, tengkleng, bakso, semua enak. Meski saya lebih rindu pada makanan sehari

Kebiasaan Boleh Ditiru

Sebelum menulis postingan ini saya harus merenung beberapa hari. Dan dalam perenungan itu saya baru menyadari betapa selama ini hidup saya sangat seenaknya sendiri. Saya bingung hal apa saja yang menjadi kebiasaan saya, dan lebih bingung lagi saat harus memilih mana yang boleh atau sebaiknya ditiru dari kebiasaan-kebiasaan tersebut.  Sejak bangun hingga menjelang tidur lagi, kehidupan saya benar-benar ordinary. Sholat seperti orang kebanyakan, mandi seperti orang kebanyakan, makan seperti orang kebanyakan, dan beraktivitas seperti orang kebanyakan. Ngga ada kebiasaan yang spesial. Tapi saya pikir-pikir, apa yang boleh orang lain tiru dari kebiasaan saya bukanlah hal yang harus khas saya banget, yang penting hal tersebut bukan hal yang salah, syukur-syukur kalau hal yang bermanfaat. Dan meski sudah banyak orang yang melakukannya, semoga dengan saya berbagi hal ini, jadi lebih banyak lagi yang melakukan kebiasaan tersebut. Dan setelah saya pilih-pilih, ada satu yang ingin saya share