Skip to main content

Muslimah Lembut?

Bismillah.

Apa salahnya bila tak memiliki sifat selembut Khadijah? Keibuan dan santun, bak seorang bidadari, bahkan lebih dari sekadar bidadari.

Pun Aisyah tak lepas dari predikat mulia. Dibalik sifatnya yang ceria, ekspresif, bahkan seringkali manja.

Juga Nusaibah, yang bersama senjatanya dengan gagah berani melindungi Rasulullah di perang uhud. Namun bukankah ia pun seorang wanita?

Atau lupakah tentang pertanyaan kritis Asma' binti Yazid yang mempesona para shahabat, hingga Rasulullah memujinya sebagai pertanyaan terbaik?

Karena lembut bukan hanya dinilai dari intonasi yang terdengar dari lisannya, tutur katanya, atau kekuatan tangannya.Ada wanita yang dikaruniai Allah kelebihan volume saat berkata, hingga seluruh hadirin mampu mendengar suaranya meski tak bermaksud untuk berteriak-teriak. Pun ada juga wanita yang membuat hati kebat-kebit karena suaranya yang aduhai halus meski sesungguhnya tak dihalus-haluskan. Ada wanita yang berotot kuat, hingga mampu mengangkat beban berkilo-kilo tanpa bantuan, pun ada juga yang membawa beras sekilo sudah ngos-ngosan....

Lembut bukan berarti selalu terdiam malu-malu, tak berani memberi argumentasi atau pertanyaan kritis dalam suatu permasalahan, di hadapan lelaki sekalipun.

Lembut itu lebih pada kepribadian, bukan sesuatu yang selalu tampak secara fisik. Lebih pada caranya memperlakukan saudaranya dalam kehidupan sehari-hari. Caranya mendengarkan kata-kata orang lain, mencernanya, lalu memberi pendapat atau nasihat.

Lembut itu menerima fitrah Allah, bersyukur atasnya, kemudian berusaha menggapai ridhoNya. Tidak menunjukkan kelemahan kecuali pada Rabbnya saja. Menangis hanya dalam sujud-sujud panjangnya. Menitikan air mata saat melihat penderitaan saudaranya, lantas tak hanya terdiam melainkan bergerak dan berkarya.

Maka, mulai detik ini, rubah segala mindset mengenai hakikat kelembutan seorang wanita. Karena setiap wanita itu spesial, dan tentu saja cantik dalam pribadinya masing-masing.

Wahai muslimah tangguh, jadilah lembut dengan caramu, dan berjuanglah!!





*tulisan ini hanya sekadar pemikiran saya saat menghadapi kenyataan diri yang sama sekali tidak masuk dalam kriteria lembut secara umum :P

Comments

  1. hehehe mba citraa :)
    merasa sama kah? tapi menurutku mba citra cukup lembut dalam standar umum kok :P

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mitos dan Fakta Mahasiswa FK

Bisa dibilang bahwa kedokteran adalah salah satu jurusan yang tergolong kontroversial. Banyak isu dan gosip yang sering saya dengar bahkan jauh hari sebelum benar-benar jadi mahasiswa FK. Diantara desas-desus itu tak jarang yang membuat saya merasa harus berpikir ulang sebelum memilih ambil jurusan ini. Setelah terjun di dalamnya, ternyata ada isu yang bukan sekedar gosip alias fakta, dan ada pula yang ternyata zonk alias hoax alias mitos belaka. Nah dipostingan kali ini saya pengen bahas satu-satu, meski nggak semuanya karena jumlah aslinya buanyak bangets. Semoga bisa mewakili yes. Abaikan pose orang-orang yang di pinggir 1. Mahasiswa FK biasanya anak orang kaya soalnya bayar kuliahnya mahal. Menurut saya nggak seratus persen benar. Memang ada FK yang mematok harga selangit baik untuk biaya masuk maupun persemesternya, tapi banyak juga FK yang relatif terjangkau, biasanya dari universitas negeri. Selain itu ada kok mahasiswa FK kayak saya yang hanya bermodal dengkul alias m

Kerlap-kerlip

Mati lampu. Ini bukan karena pulsa listrik kost saya habis atau belum bayar 3 bulan. Bukan juga karena lampunya kadaluarsa. Semua lampu sepanjang jalan kost mati, itulah kenyataan yang terjadi, dan harus diterima dengan lapang dada. Dan saya, disini ngutak-atik laptop, nulis-nulis blog selagi temen2 kost ribut masalah lilin, korek, dan seterusnya. Saya cukup menikmati kegelapan ini, karena kamar saya jadi bersinar gara2 hiasan bintang2 fluoroscent warna hijau, pink, dan biru yang saya tempel di langit2 dan tembok kamar saya. Walhasil, kalo mati lampu, kamar saya jadi kerlap-kerlip, jad i berasa melayang-layang di tengah langit malam (lebay), hem mungkin sederhananya seperti berada di planetarium, atau apalah itu, yang jelas rasanya nyaman sekali :) Alhamdulillah, lampunya udah nyala! Wah, cepet banget ya, cuma berapa menit gitu, ga sampe setengah jam. Kamar saya sekarang jadi terang benderang, ga kerlap-kerlip lagi :) Hem, saya jadi teringat sama penemu lampu pijar, Thomas Alfa Edi

Idul Adha di Perantauan; Sedih Sih, Tapi... Siapa Takut? B-)

Bismillah. Errr udah paham dari judulnya ya? Yaudah deh, ga jadi cerita ah~ ^_^ Intinya selamat hari raya idul adha, mohon maaf lahir dan batin (loh?) (Hoho gambar yg cukup menghibur :D)