Skip to main content

Posts

Showing posts from 2017

New Family Member

Beberapa hari yang lalu sahabat saya memposting foto empat ekor kucing kecil yang sedang minum susu dalam sebuah mangkuk. Saya dengan ekspresi mata dobel cinta langsung memberi komentar lewat jalur pribadi dan singkat cerita ternyata empat kucing itu sedang mencari ibu adopsi karena terlantar dan terancam dibuang. Sudah sekitar tujuh tahun saya tidak memiliki kucing yang benar-benar dalam perwalian (tsah bahasanya perwalian) saya sendiri. Alasan tempat tinggal yang nomaden membuat saya menahan diri hanya berteman dengan kucing-kucing liar sekitar rumah dan kosan. Tapi belakangan saya merasa benar-benar butuh hiburan dan sahabat yang lucu dan dapat menghilangkan kecenderungan depresi, jadi beberapa lama terakhir saya memang mencari kucing kecil yang sekiranya bisa saya pelihara sampai tua. "Aku mau yang orange, atau yg telon jg boleh." ketikku tanpa pikir panjang lagi. Kucing orange kesukaan saya, sedangkan telon alias tiga warna (hitam, putih, dan orange) ibu yang me

Mitos dan Fakta Mahasiswa FK

Bisa dibilang bahwa kedokteran adalah salah satu jurusan yang tergolong kontroversial. Banyak isu dan gosip yang sering saya dengar bahkan jauh hari sebelum benar-benar jadi mahasiswa FK. Diantara desas-desus itu tak jarang yang membuat saya merasa harus berpikir ulang sebelum memilih ambil jurusan ini. Setelah terjun di dalamnya, ternyata ada isu yang bukan sekedar gosip alias fakta, dan ada pula yang ternyata zonk alias hoax alias mitos belaka. Nah dipostingan kali ini saya pengen bahas satu-satu, meski nggak semuanya karena jumlah aslinya buanyak bangets. Semoga bisa mewakili yes. Abaikan pose orang-orang yang di pinggir 1. Mahasiswa FK biasanya anak orang kaya soalnya bayar kuliahnya mahal. Menurut saya nggak seratus persen benar. Memang ada FK yang mematok harga selangit baik untuk biaya masuk maupun persemesternya, tapi banyak juga FK yang relatif terjangkau, biasanya dari universitas negeri. Selain itu ada kok mahasiswa FK kayak saya yang hanya bermodal dengkul alias m

Masjid yang Ingin Dikunjungi

"Janganlah kalian menempuh perjalanan jauh kecuali menuju ke tiga masjid: masjidku ini (Masjid Nabawi), Masjid Al Haram, dan Masjid Al Aqsha." (HR Bukhari no. 1115 dan Muslim no. 1397) Maka jika ditanya mengenai masjid manakah yang paling ingin dikunjungi? Tak akan ada jawaban selain bersumber dari perkataan sang manusia tercinta. Semoga Allah mudahkan :)

Menghadapi Anxietas

Anxietas atau kecemasan adalah kondisi yang pasti pernah dialami siapapun. Saat akan menghadapi situasi yang baru, menjalani kondisi yang belum pernah dibayangkan, atau sekedar memikirkan sesuatu yang belum terjadi, seringkali menimbulkan kekhawatiran, yang berimbas pada rasa deg-degan, napas ngos-ngosan, keringat dingin, bahkan ada yang sampai diare dan mual muntah. Meski banyak orang yang mengira saya orang yang percaya diri (lebih tepatnya narsis) tapi sebenarnya saya termasuk orang yang gampang cemas. Ada semacam trik yang saya lakukan untuk menutupi kecemasan dan membantu saya menghadapi berbagai hal. Dan berikut ini adalah beberapa di antaranya: 1. Berdoa Yang pertama dan paling utama, minta bantuan sama Allah untuk memudahkan urusan kita. Kalau mau ngomong di depan umum, biasanya saya mengulang-ulang doa Nabi Musa yang diabadikan dalam Al Qur'an surat Thaha ayat 25-28: "Robbisyrohlii shodrii, wayassirlii amri, wahlul 'uqdatan min lisaanii, yafqohuu qoulii (Ya

Wallpaper Saya Hari Ini

Jeng jeng jeng Percayalah sebenarnya saya bukan orang yang cukup narsis untuk memajang foto selfie sebagai wallpaper. Biasanya wallpaper saya adalah gambar default dari pabrik, begitu pula dengan ringtone dan notifikasi. Dari situ tercermin bahwa saya adalah orang yang malas mengutak-atik handphone. Lantas alasan saya mengganti wallpaper kali ini karena itu merupakan foto pada hari saya sumpah dokter, dimana hari itu adalah sangat membekas. Tak lama sebelum menyelesaikan program sarjana kedokteran, saya menemukan kenyataan bahwa tubuh saya memiliki kelainan autoimunitas. Tapi itu bukan fokus saya di postingan kali ini, karena masalah tersebut bisa dibaca disini . Intinya adalah saya harus menjalani masa koass yang bisa dibilang tidak mudah dibanding koass pada umumnya. Membutuhkan banyak bantuan, toleransi, dan pengertian dari orang lain membuat masa pendidikan saya bener-bener up and down. Dan selama koass itu  saya nggak pernah muluk-muluk mengharapkan sumpah dokter bareng

Tiga Buku di Pulau Terasing

Seandainya saya terjebak di sebuah pulau terpencil, sebenarnya saya ingin memboyong semua buku dari rak di kamar saya. Tetapi jika hanya boleh memilih tiga, maka berikut adalah buku yang akan saya bawa: 1. Al Qur'an terjemah perkata.  Ialah pedoman hidup yang nggak boleh ketinggalan kapanpun dimanapun. Kalau settingnya kondisi biasa maka saya bisa baca Al Quran lewat aplikasi smartphone, tapi kalau di pulau antah berantah, belum tentu ada listrik dan batre pasti bakal habis dalam hitungan kurang dari sehari. Dan karena saya nggak tau kapan bisa pergi dari pulau itu maka saya harus tetap melakukan aktivitas yang bermanfaat. Syukur alhamdulillah kalau selama terjebak saya bisa dapet hapalan sampai berapa juz (ngarepnya sih khatam ya, aamiin).  2. Fisiologi Guyton Jangan anggap saya sok rajin atau sok pinter ya hehehe, justru karena saya merasa butuh buat ngerti, maka saya putuskan bawa buku seberat plus minus 2 kg ini. Di antara ilmu kedokteran lain, menurut saya fisiolo

Pengalaman Serem

Saat duduk di bangku SMP saya mengikuti beberapa ekskul, salah satunya adalah Patroli Keamanan Sekolah (PKS). Sebenarnya kalau dilihat-lihat ekskul ini agak kurang cocok dengan saya, istilahnya "bukan gue banget" karena biasanya saya kurang tertarik dengan kegiatan yang banyak menggunakan fisik. Saya mengikuti ekskul ini karena di OSIS saya dapet Sie yang berkewajiban mengurus ekskul PKS dan ternyata saya merasa nyaman dengan teman-teman di dalamnya. Kegiatan yang dilakukan PKS mulai dari latihan baris berbaris, menertibkan barisan siswa saat upacara bendera, hingga membantu mengatur lalu lintas di pertigaan dekat sekolah tiap pagi hari.  Ada sebuah agenda yang dilakukan untuk merekrut anggota baru, yaitu sejenis acara berkemah atau menginap di sekolah (saya lupa nama acaranya apa) yang akan diisi dengan berbagai kegiatan. Tentu sama dengan acara-acara menginap lainnya, yang paling ditunggu adalah kegiatan tengah malam. Para peserta dibangunkan tiba-tiba di tengah tidur n

Aktivitas

Saat aktivitas begitu padat, jadwal betumpuk-tumpuk, dan tugas datang bertubi-tubi, liburan adalah suatu hal yang dinantikan. Merasakan kebebasan tanpa dikekangg adanya deadline tertentu dan bisa mengerjakan apapun yang diinginkan rasanya bagai berada di surga dunia. Namun kenyataannya saat benar-benar menjadi seorang jobless, termyata hidup sangat membosankan. Awal-awal sih seneng, bisa baca buku yang udah lama cuma ditumpuk dan nonton film yang tertimbun dalam harddisk. Tapi kebahagiaan itu hanya sementara, karena lama-lama mata nggak bisa diajak kompromi. Jadi sering migrain dan pusing, karena minus yang sudah masing-masing lima, kini entah jadi berapa. Jadi inget perkataan Imam Syafi'i, “ Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia .” Terus saya introspeksi, selama beberapa lama ini kayaknya lebih banyak aktivitas yang nggak penting

Menjalani Dunia Kampus

Lulus SMA berarti memulai sebuah babak baru dalam kehidupan. Sebuah tantangan yang baru untuk memulai petualangan akademis di jenjang yang lebih tinggi. Status mahasiswa, perguruan tinggi atau fakultas yang mentereng, juga bayangan kebebasan yang disimbolkan dengan tidak lagi memakai seragam, menawarkan berbagai sensasi tersendiri. Seneng, bangga, takut, deg-degan, nggak sabar, dan segala campur aduk di awalnya. Tapi saat sudah menjalani, sebenernya biasa aja sih. Antara pengen cepat kelar dan pengen lama-lama karena takut bakal kangen nantinya. Duh kok bahasa saya muter-muter amat ya. Intinya saya pengen ngasih beberapa tips menjalani dunia kampus, meski saya juga bukan mahasiswa yang sempurna. Selalu bersyukur. Ini adalah hal yang paling utama karena nggak semua orang punya kesempatan menjajal  bangku kuliah. Menjadi mahasiswa berarti Allah udah ngasih kita kesempatan untuk menimba ilmu dan pengalaman hidup yang lebih, jadi jangan sampai menyiakan segala kenikmatan itu. Kalau keb

Something I Wanna Try

Saya ingin naik pesawat. Seumur hidup saya belum pernah naik pesawat. Ndeso banget ya? Hehehe. Tapi begitulah kenyataannya. Saya orang yang ngga pernah pergi ke tempat jauh, yang harus ditempuh dengan pesawat. Kalau ke luar kota biasanya kalau engga naik travel, naik kereta api. Dulu waktu masih kecil, saya selalu heboh kalau ada pesawat yang kebetulan melintas. Saya akan berlari menghambur keluar rumah lalu loncat kegirangan sambil menunjuk-nunjuk ke atas langit. Sekarang juga tetep heboh sih, tapi ngga bisa langsung lari keluar karena harus pakai kerudung lengkap dulu. Lantas saya berandai-andai, bagaimana rasanya kalau saya yang naik? Bisakah mengintip anak-anak kecil yang kegirangan melihat pesawat di bawah sana? Kayaknya seru naik pesawat. Terbang setinggi langit, menembus awan putih, memandang bumi dari atas. Saya ingin memotret pemandangan dari jendela lalu menjadikannya wallpaper handphone, agar setiap menatapnya saya bisa teringat kembali bagaimana sensasi naik pesawat.

Tempat Makan Favorit

Bagi saya tempat makan favorit itu bukan tentang dekorasinya yang mewah atau lokasinya yang strategis. Bukan juga tentang variasi menu maupun mahal murahnya harga yang ditawarkan. Tempat makan favorit bagi saya adalah tentang mana yang paling banyak menyimpan kenangan selama berada di kota rantau. Adalah Surakarta aka solo, tempat saya mengais ilmu dalam megahnya sebuah kata: mahasiswa. Kota yang dijuluki the spirit of java ini ngga hanya terkenal dengan lagu Stasiun Balapan dan "kota asal Pak Jokowi", ia juga menawarkan kelezatan wisata kuliner mulai dari yang harga ribuan ala serabi notosuman hingga ratusan ribu ala pizza hut.  Saya tergolong orang yang suka cicip-cicip rasa baru. Jadi hampir semua jenis makanan di Solo sudah saya cobain, mulai cafe atau resto yang tampak asik, hingga makanan khas yang cukup legendaris. Sate buntel mbok galak, timlo sastro, selat mbok lies, nasi liwet, tahu kupat, tengkleng, bakso, semua enak. Meski saya lebih rindu pada makanan sehari

Kebiasaan Boleh Ditiru

Sebelum menulis postingan ini saya harus merenung beberapa hari. Dan dalam perenungan itu saya baru menyadari betapa selama ini hidup saya sangat seenaknya sendiri. Saya bingung hal apa saja yang menjadi kebiasaan saya, dan lebih bingung lagi saat harus memilih mana yang boleh atau sebaiknya ditiru dari kebiasaan-kebiasaan tersebut.  Sejak bangun hingga menjelang tidur lagi, kehidupan saya benar-benar ordinary. Sholat seperti orang kebanyakan, mandi seperti orang kebanyakan, makan seperti orang kebanyakan, dan beraktivitas seperti orang kebanyakan. Ngga ada kebiasaan yang spesial. Tapi saya pikir-pikir, apa yang boleh orang lain tiru dari kebiasaan saya bukanlah hal yang harus khas saya banget, yang penting hal tersebut bukan hal yang salah, syukur-syukur kalau hal yang bermanfaat. Dan meski sudah banyak orang yang melakukannya, semoga dengan saya berbagi hal ini, jadi lebih banyak lagi yang melakukan kebiasaan tersebut. Dan setelah saya pilih-pilih, ada satu yang ingin saya share

Al Kahfi

Adalah 110 ayat yang membuat pembacanya disinari cahaya di antara dua jumat. Yang 10 ayat permulaannya telah dijanjikan lewat seseorang yang paling mulia, bahwa menghapalnya akan menjauhkan dari Dajjal. Saya mencintai Al Quran sejak juz 1 hingga 30, dari Al Fatihah hingga An Naas, mulai ayat pertama hingga ayat ke 6.236, tapi kalau dipaksa memilih satu paling disuka, maka ialah Al Kahfi yang akan saya sebut pertama.  Saya tipe orang yang menggemari kisah-kisah, dan Al Kahfi memuaskan dahaga saya, terutama karena kisah di dalamnya bukan dongeng belaka, melainkan hal yang nyata. Kisah pertama tentang sekelompok pemuda yang beriman dan dikejar oleh penguasa dzalim dan bersembunyi di dalam sebuah gua. Mereka lalu ditidurkan Allah selama 309 tahun di dalamnya. Kisah ashabul kahfi pertama kali saya dengar dari nasyid karya Raihan dengan judul sama, dan baru saya baca lengkapnya setelah mulai rutin membaca arti Al Quran selepas tilawah.  Ada sebuah hal yang membuat saya takjub,

Iklan Paling Berkesan

Sejak menginjak bangku SMA saya sangat jarang, bahkan hampir tidak pernah nonton televisi. Saya lebih suka nonton film pakai laptop, streaming, atau membaca berita lewat internet. Jadi saya tidak cukup tau perkembangan iklan yang muncul di televisi saat ini. Tapi ada sebuah iklan yang sangat berkesan dan membekas di hati saya, ialah iklan di bulan ramadhan saat saya masih tahun pertama SMP, tahun 2004. Iklan ini diputar secara bersambung, terbagi menjadi 3 part. Diiringi dengan lagu Berita Kepada Kawan karya Ebiet G. Ade yang syahdu, diawali dengan adegan seorang pemuda yang tengah melakukan perjalanan dengan sepeda motor. Di tengah perjalanan itu ia terkena cipratan air dari sebuah mobil yang melaju kencang. Disitulah kesabaran seorang yang sedang berpuasa diuji untuk melawan amarah. Lalu saat adzan maghrib berkumandang, pemuda itu memutuskan berbuka dan sholat di sebuah tempat yang ternyata disana sudah terparkir mobil yang mencipratinya tadi. Selesai sholat, pemuda itu harus me

Tentang Kuliah di FK

Banyak orang yang berpikir kuliah di kedokteran itu keren, prestis, wah, dan sebagainya. Tak heran bila banyak yang bercita-cita jadi dokter. Banyak orang memandang dokter di masyakarat itu termasuk kalangan menengah ke atas, duitnya banyak, hidupnya santai tinggal kipas-kipas, uang datang sendiri. Tapi benarkah demikian? Saya pribadi sebelumnya ngga pernah bercita-cita jadi dokter, memimpikan pun tidak. Bagi saya jadi dokter itu ketinggian, saya benci pelajaran biologi, takut liat darah, dan orang tua saya juga ngga punya banyak uang, ditambah lagi, kuliah dokter kayaknya lama. Awalnya cita-cita saya ingin jadi sastrawan, jadi penulis buku (seperti yang sudah saya ceritakan di postingan sebelumnya ). Tapi kemudian saya ingin lebih realistis, karena orang tua saya ngga mungkin mengabulkan cita-cita semacam itu, dengan alasan untuk jadi penulis bisa dilakukan sambil kuliah yang lain. Jadi saya beralih untuk mengambil jalur yang sama dengan kedua kakak: menjadi guru. Kakak pertama s

Kenapa Menulis?

Saat duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar saya pernah diberi tugas menuliskan aktivitas yang dilakukan selama liburan sekolah. Saya yang hanya LDR (liburan di rumah) bingung harus menulis apa dan akhirnya hanya menulis tentang kegiatan saya main ke rumah nenek, manjat pohon, makan mangga, jatuh, dan hal-hal ngga penting lain yang intinya semua itu cuma ngarang belaka. Walhasil nilai yang tertera di lembar tugas saya hanya 65, beda jauh dengan teman saya yang menceritakan liburannya ke luar kota dan dapat 90. Yah mungkin gaya bahasa saya yang memang ndeso banget, tapi saya jadi sebal sama pelajaran mengarang. Meski sebal menulis tapi saya cinta membaca. Awalnya buku yang saya baca hanya sebatas fabel, dongeng-dongeng dunia, atau majalah bobo yang bapak saya beli secara kiloan di shoping center, paling banter adalah buku kumpulan cerita rakyat yang ibu saya pinjamkan dari perpustakaan umum. Lalu perlahan saya mulai menyentuh majalah annida punya kakak dan dari situ saya mulai kenal p

Make Up

Sebuah hal yang wajar bahwa wanita meyukai kecantikan dan seringkali (mungkin selalu) ingin tampil cantik. Berasa ratusan kupu-kupu terbang di dalam perut, saat ada orang yang memuji kalau kita cantik. Lantas bagaimana dengan penggunaan make up untuk menambah kecantikan? Saya pribadi bukanlah tipe orang yang gemar memakai make up. Paling banter cuci muka, krim jerawat dari dokter, dan sunblock biar ngga item-item amat. Kalau bedak dan gincu hampir tidak pernah. Apalah lagi eyeliner, pensil alis, atau perona wajah, menyentuh aja seumur hidup baru berapa kali, itupun punya orang lain. Bahkan di momen menjelang  wisuda dan sumpah dokter, saat temen-temen yang lain pusing mncari salon yang paling bagus, mikirin aja engga. Ya, ini serius, waktu wisuda dan sumpah dokter saya benar-benar hanya pakai bedak dan gincu punya ibu, tanpa polesan lain.Ngga ada alasan lain, saya hanya merasa sayang kalau harus ke salon dan bayar mahal untuk make up yang hanya akan digunakan untuk momen beberapa

Sepatu Impian

Kalau ditanya tentang sepatu impian, maka jawabanku bukan sepatu kaca ala cinderella atau sepatu penambah kecepatan seperti detektif conan, apalagi sepatu impor seharga jutaan rupiah yang dijual di etalase mall. Sepatu impianku adalah sepatu yang bisa membawaku terbang. Di waktu kecil aku pernah membaca sebuah fabel tentang seekor berang-berang yang berpetualang dengan sprei nya. Ia terbang dengan sprei itu mengelilingi dunia dan bertemu teman-teman baru. Sejak saat itu, aku memimpikan sebuah perjalanan dengan terbang sendiri seperti sang berang-berang. Jadi, sepatu yang bisa terbang mungkin bisa mewujudkan mimpiku. Dengan sepatu terbang aku tak perlu lelah menapakkan kaki untuk naik tangga menuju lantai tertinggi, Dengan sepatu terbang aku tak perlu terjebak macet di tengah keramaian jalan. Dengan sepatu terbang aku bisa mengambang di atas kota, menikmati angin laut sambil melihat lumba-lumba berenang, melintasi benua dan menatap semesta dari atas. Aku akan melesat di antara

Ailurophilia

Sejak masih sangat kecil, kucing sudah menjadi makhluk yang ngga terpisahkan dalam kehidupan saya. Kucing pertama saya saat umur 5 tahun namanya Wawan. Ya sebenarnya bukan resmi kucing saya sih, hanya kucing kampung yang sering main dan minta makan ke rumah. Dia juga yang menorehkan cakaran-cakaran pertama di kaki, tangan, bahkan wajah saya. Tapi berkat itu, saya jadi lebih berani dan lihai dalam menghadapi kucing.  Lalu di suatu siang saat saya menginjak kelas 5 SD datang seekor kucing kecil tiga warna ke rumah saya, mengeong dengan manja, lapar tentunya. Tak tahan dengan matanya yang mengerjap menggemaskan, saya beri secuil ikan lalu mantap memeliharanya. Saya beri nama Pussy, nama yang pasaran karena memang sedang ngga punya ide. Dan ternyata Pusy tak sepolos penampilannya. Meski nampak bahwa usianya belum terlalu dewasa, namun ternyata ia sedang mengandung anak yang entah pada siapa saya harus meminta tanggung jawab. Meski demikian tetap bahagia rasanya menyambut kelahiran 3 e

Kekuatan Super

Tidak banyak drama korea yang sudah tonton, dan My Love From Another Star adalah salah satu daftar list yang tidak saya sukai. Selain jalan ceritanya yang irasional, kisah cinta antar tokoh utamanya cenderung menye-menye. Bagi penggemar drama yang dibintangi Kim So Hyun ini, mianhe karena kita beda selera. Tapi ada hal menarik, saya terobsesi pada kekuatan super milik Do Min Joon, alien yang telah hidup selama 400 tahun dalam drama ini.  Kemampuan teleportasi. Ini akan membuat saya bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam sekejap mata. Saya tipe orang yang berangkat kemanapun mepet-mepet jamnya. Dulu karena sekolah saya deket dari rumah, saya baru berangkat jam 7 kurang 5 atau 10 menit. Begitupun waktu kuliah, alih-alih menunggu jam kuliah selanjutnya, saya lebih suka pulang ke kos dulu dan balik ke kampus kalau udah mepet dosen masuk. Ngga jauh beda saat rapat atau datang agenda lainnya. Nah kebayang kalau punya kemampuan berpindah dalam sekejap mata, hidup saya bakal