Sejak menginjak bangku SMA saya sangat jarang, bahkan hampir tidak pernah nonton televisi. Saya lebih suka nonton film pakai laptop, streaming, atau membaca berita lewat internet. Jadi saya tidak cukup tau perkembangan iklan yang muncul di televisi saat ini. Tapi ada sebuah iklan yang sangat berkesan dan membekas di hati saya, ialah iklan di bulan ramadhan saat saya masih tahun pertama SMP, tahun 2004.
Iklan ini diputar secara bersambung, terbagi menjadi 3 part. Diiringi dengan lagu Berita Kepada Kawan karya Ebiet G. Ade yang syahdu, diawali dengan adegan seorang pemuda yang tengah melakukan perjalanan dengan sepeda motor. Di tengah perjalanan itu ia terkena cipratan air dari sebuah mobil yang melaju kencang. Disitulah kesabaran seorang yang sedang berpuasa diuji untuk melawan amarah. Lalu saat adzan maghrib berkumandang, pemuda itu memutuskan berbuka dan sholat di sebuah tempat yang ternyata disana sudah terparkir mobil yang mencipratinya tadi. Selesai sholat, pemuda itu harus mengalami kejadian yang lebih pahit lagi yaitu kurmanya hampir habis dimakan pengemudi mobil tadi, dan cuma disisain sebiji. Padahal pengemudi mobil tadi udah makan banyak makanan, sedangkan pemuda pembawa motor hanya punya sebungkus kurma itu saja. Kalau saya yg jadi dia, pasti deh udah teriak terus nangis sesenggukan. Sakit bung, sakit *tunjuk dada kiri*
Klimaksnya saat idul fitri tiba, saat mau sholat jamaah di masjid, pemuda pembawa motor ketemu lagi sama bapak pemilik mobil yang ngeselin. Udah gitu bapak-bapaknya ngga bawa sajadah, mana lantainya berdebu. Disitu pemuda pembawa motor dihadapkan pada dua pilihan, membantu berbagi sajadah atau tidak? Memaafkan atau menyimpan dendam? Dan akhirnya ia memilih yang sesuai dengan hati nuraninya. Ia berbagi dan mengikhlaskan yang telah lalu, sebagaimana kalimat dalam iklan tersebut, "jernihkan hati untuk kembali fitri."
Kalau kata penulis favorit saya Bang Tere Liye, saat kita memutuskan memaafkan seseorang, itu bukan persoalan apakah orang itu salah, dan kita benar. Apakah orang itu jahat atau aniaya, bukan! Kita memutuskan memaafkan seseorang karena kita berhak atas kedamaian di dalam hati. Susah ya? Banget. Tapi belajar dari iklan ramadhan itu, sang pemuda pembawa motor telah merasakan kedamaian di dalam hatinya. Dan bapak-bapak pemilik mobil, kalau bisa menyadari, pastinya ia mendapatkan pelajaran berharga.
Ohya iklan yang saya ceritakan di atas bisa dilihat disini. Fyi, iklan tersebut adalah iklan rokok. Saya jadi sebel, kenapa sih kebanyakan iklan rokok tuh bagus-bagus. Semoga kedepannya iklan produk-produk lain bisa bersaing dan menandingi iklan-iklan rokok ya...
nga : http://www.kompasiana.com/roelly87/lima-iklan-legendaris-saat-ramadan_5528957f6ea8346c268b45af
Jernihkan Hati untuk Kembali Fitri.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/roelly87/lima-iklan-legendaris-saat-ramadan_5528957f6ea8346c268b45aPemuda itu telah
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/roelly87/lima-iklan-legendaris-saat-ramadan_5528957f6ea8346c268b45aPemuda itu telah
Comments
Post a Comment