Skip to main content

Wallpaper Saya Hari Ini

Jeng jeng jeng

Percayalah sebenarnya saya bukan orang yang cukup narsis untuk memajang foto selfie sebagai wallpaper. Biasanya wallpaper saya adalah gambar default dari pabrik, begitu pula dengan ringtone dan notifikasi. Dari situ tercermin bahwa saya adalah orang yang malas mengutak-atik handphone. Lantas alasan saya mengganti wallpaper kali ini karena itu merupakan foto pada hari saya sumpah dokter, dimana hari itu adalah sangat membekas.

Tak lama sebelum menyelesaikan program sarjana kedokteran, saya menemukan kenyataan bahwa tubuh saya memiliki kelainan autoimunitas. Tapi itu bukan fokus saya di postingan kali ini, karena masalah tersebut bisa dibaca disini. Intinya adalah saya harus menjalani masa koass yang bisa dibilang tidak mudah dibanding koass pada umumnya. Membutuhkan banyak bantuan, toleransi, dan pengertian dari orang lain membuat masa pendidikan saya bener-bener up and down. Dan selama koass itu  saya nggak pernah muluk-muluk mengharapkan sumpah dokter bareng temen-temen  seangkatan, hanya menjalani apa yang masih bisa dilakukan aja. Lalu saat tiba-tiba sampai di hari terakhir stase terakhir, saya bener-bener sujud syukur alhamdulillah. InsyaaAllah kalau ada kesempatan akan saya ceritakan detail masa-masa penuh kenangan dalam menjalani pendidikan klinik. Semoga Allah mudahkan.

Tak habis sampai disitu, setelah yudisium, untuk melafalkan sumpah dokter terlebih dulu saya harus lulus Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Pendidikan Dokter (UKMPPD). Persiapannya nggak main-main, berasa mau ikut ujian masuk PTN lagi deh. Fotocopy soal-soal, ngopy file-file materi, juga belajar dari pagi sampai begadang saya jalani dengan penuh semangat campur pusing. Ikut bimbingan kampus, belajar kelompok di kantin fakultas, juga belajar mandiri rasanya masih belum cukup. Seringkali mengumpat pada diri sendiri, kok dulu belajarnya nggak serius sih, sampai banyak soal yang belum paham. Dan yang lebih deg-degan ialah saat ujian praktik, dimana langsung berhadapan dengan pasien simulasi dan penguji. Tapi alhamdulillah semua perjuangan berbuah manis ketika melihat nama tertulis lulus dalam surat pengumuman.

Drama belum selesai. Beberapa hari sebelum sumpah dokter, mendadak saya meriang. Mungkin efek kehujanan dan makan sambel super pedas, ditambah obat yg masih rutin saya konsumsi berefek samping iritasi lambung. Lemas karena harus ke toilet tiap beberapa menit sekali, dan tidak sembuh meski telah meminum berbagai obat penghenti diare membuat harapan saya kian menipis. Sepertinya justru stres yang timbul membuat sakitnya makin parah. Saya bahkan sempat izin pada ketua panitia karena kemungkinan nggak bisa ikut prosesi sumpah dokter. Tapi berhubung acara sumpah dokter itu dipanitiai dan dibiayai pribadi, saya jadi mikir ulang karena kalau ikut sumpah periode selanjutnya, otomatis harus mengeluarkan tenaga dan biaya lagi. Disaat itu muncul ide spontan dari ibu saya untuk coba minum air kelapa muda. Awalnya saya nggak percaya, tapi ibu maksa, apalagi acara sumpah dokter tinggal kurang dari 24 jam lagi. Dan di luar prediksi ternyata setelah saya meminumnya, diare saya bener-bener mampet. Meskipun perut masih agak nggak enak, tp it's ok lah yang penting nggak harus bolak balik toilet tiap beberapa menit lagi. 

Di hari sumpah dokter, keluarga saya udah dateng dari Pemalang, dan saya masih berdoa dalam hati agar diare nggak kambuh di tengah acara. Sampai di kampus saya milih jalan muter lewat basement niatnya biar naik lift, dan mendapati ternyata liftnya mati. Maka tampaklah adegan saya dipapah bapak naik tangga karena badan saya rasanya masih lemes bgt. Begitu juga saat prosesi pemberian kalung dan ijazah, saya dipegangi mbak staff pendidikan FK biar nggak jatuh waktu naik tangga. Syukur alhamdulillah nggak ada insiden lain setelah itu, bahkan saya masih bisa nyanyi dan baca puisi di persembahan akhir hehehe. 

Bahagia rasanya karena banyak sahabat yang dateng dan ikut merayakan kebahagiaan. Ada beberapa yang sampai bela-belain nyusul ke kosan karena nggak ketemu di kampus, ada juga yang nitip kado, bahkan ngirim lewat paket karena nggak bisa dateng. Dan hadiah paling berkesan adalah dari UNS sendiri.

Kampus UNS sudah cukup masyhur dengan "musim gugur" nya. Itu adalah momen yang paling saya suka selama enam tahun ini, dimana pohon angsana di sepanjang jalan kampus menggugurkan kelopak-kelopak bunganya tiap akhir oktober hingga awal november. Berasa autumn in Tokyo, bedanya disini warna kuning, bukan pink seperti sakura di negeri matahari terbit sana. Nah saat saya keluar dari gedung pasca sumpah dokter, jalan-jalan kampus sudah dipenuhi jutaan kelopak angsana. Saya pun langsung merengek pada orangtua untuk berhenti di pinggir jalan buat sekadar berpose satu dua kali jepretan. Eh ternyata malah keterusan jadi banyak foto, dan orangtua saya juga ikut-ikutan hehehe. Nggak perlu nyewa studio mahal untuk dapet momennya, cukup bermodal keberanian melepas rasa malu untuk glosor-glosor di tanah padahal masih pakai kebaya lengkap dengan segala aksesorisnya. Jadilah salah satu foto itu wallpaper saya sekarang. Dan karena dasarnya saya malas utak atik handphone, gambar itu masih belum diganti meski telah empat bulan lamanya. Mungkin nanti kalau ada memorable momen lagi baru saya ganti, tapi apa ya? Nikahan mungkin?

Comments

Popular posts from this blog

Mitos dan Fakta Mahasiswa FK

Bisa dibilang bahwa kedokteran adalah salah satu jurusan yang tergolong kontroversial. Banyak isu dan gosip yang sering saya dengar bahkan jauh hari sebelum benar-benar jadi mahasiswa FK. Diantara desas-desus itu tak jarang yang membuat saya merasa harus berpikir ulang sebelum memilih ambil jurusan ini. Setelah terjun di dalamnya, ternyata ada isu yang bukan sekedar gosip alias fakta, dan ada pula yang ternyata zonk alias hoax alias mitos belaka. Nah dipostingan kali ini saya pengen bahas satu-satu, meski nggak semuanya karena jumlah aslinya buanyak bangets. Semoga bisa mewakili yes. Abaikan pose orang-orang yang di pinggir 1. Mahasiswa FK biasanya anak orang kaya soalnya bayar kuliahnya mahal. Menurut saya nggak seratus persen benar. Memang ada FK yang mematok harga selangit baik untuk biaya masuk maupun persemesternya, tapi banyak juga FK yang relatif terjangkau, biasanya dari universitas negeri. Selain itu ada kok mahasiswa FK kayak saya yang hanya bermodal dengkul alias m

Idul Adha di Perantauan; Sedih Sih, Tapi... Siapa Takut? B-)

Bismillah. Errr udah paham dari judulnya ya? Yaudah deh, ga jadi cerita ah~ ^_^ Intinya selamat hari raya idul adha, mohon maaf lahir dan batin (loh?) (Hoho gambar yg cukup menghibur :D)

Muslimah Lembut?

Bismillah. Apa salahnya bila tak memiliki sifat selembut Khadijah? Keibuan dan santun, bak seorang bidadari, bahkan lebih dari sekadar bidadari. Pun Aisyah tak lepas dari predikat mulia. Dibalik sifatnya yang ceria, ekspresif, bahkan seringkali manja. Juga Nusaibah, yang bersama senjatanya dengan gagah berani melindungi Rasulullah di perang uhud. Namun bukankah ia pun seorang wanita? Atau lupakah tentang pertanyaan kritis Asma' binti Yazid yang mempesona para shahabat, hingga Rasulullah memujinya sebagai pertanyaan terbaik? Karena lembut bukan hanya dinilai dari intonasi yang terdengar dari lisannya, tutur katanya, atau kekuatan tangannya.Ada wanita yang dikaruniai Allah kelebihan volume saat berkata, hingga seluruh hadirin mampu mendengar suaranya meski tak bermaksud untuk berteriak-teriak. Pun ada juga wanita yang membuat hati kebat-kebit karena suaranya yang aduhai halus meski sesungguhnya tak dihalus-haluskan. Ada wanita yang berotot kuat, hingga mampu mengangkat beb