Skip to main content

Aktivitas

Saat aktivitas begitu padat, jadwal betumpuk-tumpuk, dan tugas datang bertubi-tubi, liburan adalah suatu hal yang dinantikan. Merasakan kebebasan tanpa dikekangg adanya deadline tertentu dan bisa mengerjakan apapun yang diinginkan rasanya bagai berada di surga dunia. Namun kenyataannya saat benar-benar menjadi seorang jobless, termyata hidup sangat membosankan. Awal-awal sih seneng, bisa baca buku yang udah lama cuma ditumpuk dan nonton film yang tertimbun dalam harddisk. Tapi kebahagiaan itu hanya sementara, karena lama-lama mata nggak bisa diajak kompromi. Jadi sering migrain dan pusing, karena minus yang sudah masing-masing lima, kini entah jadi berapa.

Jadi inget perkataan Imam Syafi'i, “Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.” Terus saya introspeksi, selama beberapa lama ini kayaknya lebih banyak aktivitas yang nggak penting dibanding aktivitas bermanfaat yang saya lakukan. Lantas saya mlipir dipojokan, jongkok sambil gores-gores tanah *maaf alay*

Saya memang memutuskan untuk ngga langsung mengambil program internship karena beberapa alasan, selain nunggu wahana yang dekat dengan rumah, juga mau mengusahakan beberapa hal terkait kondisi kesehatan. Dan muter-muter ngurus rujukan BPJS itu sangat menguji kesabaran. Kebanyakan bukan saya sih yang muter-muter melainkan bapak saya. Alhamdulillah setelah berkelana ke berbagai tempat, berbagai  rumah sakit,  dan berbagai kota, dapat juga rujukan ke tempat yang dituju. Jadi insyaaAllah pekan depan kembali berkelana di kota orang lagi. Semoga Allah beri jalan kelancaran dan kemudahan :)





Comments

Popular posts from this blog

Idul Adha di Perantauan; Sedih Sih, Tapi... Siapa Takut? B-)

Bismillah. Errr udah paham dari judulnya ya? Yaudah deh, ga jadi cerita ah~ ^_^ Intinya selamat hari raya idul adha, mohon maaf lahir dan batin (loh?) (Hoho gambar yg cukup menghibur :D)

Kenapa Menulis?

Saat duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar saya pernah diberi tugas menuliskan aktivitas yang dilakukan selama liburan sekolah. Saya yang hanya LDR (liburan di rumah) bingung harus menulis apa dan akhirnya hanya menulis tentang kegiatan saya main ke rumah nenek, manjat pohon, makan mangga, jatuh, dan hal-hal ngga penting lain yang intinya semua itu cuma ngarang belaka. Walhasil nilai yang tertera di lembar tugas saya hanya 65, beda jauh dengan teman saya yang menceritakan liburannya ke luar kota dan dapat 90. Yah mungkin gaya bahasa saya yang memang ndeso banget, tapi saya jadi sebal sama pelajaran mengarang. Meski sebal menulis tapi saya cinta membaca. Awalnya buku yang saya baca hanya sebatas fabel, dongeng-dongeng dunia, atau majalah bobo yang bapak saya beli secara kiloan di shoping center, paling banter adalah buku kumpulan cerita rakyat yang ibu saya pinjamkan dari perpustakaan umum. Lalu perlahan saya mulai menyentuh majalah annida punya kakak dan dari situ saya mulai kenal p...

Mitos dan Fakta Mahasiswa FK

Bisa dibilang bahwa kedokteran adalah salah satu jurusan yang tergolong kontroversial. Banyak isu dan gosip yang sering saya dengar bahkan jauh hari sebelum benar-benar jadi mahasiswa FK. Diantara desas-desus itu tak jarang yang membuat saya merasa harus berpikir ulang sebelum memilih ambil jurusan ini. Setelah terjun di dalamnya, ternyata ada isu yang bukan sekedar gosip alias fakta, dan ada pula yang ternyata zonk alias hoax alias mitos belaka. Nah dipostingan kali ini saya pengen bahas satu-satu, meski nggak semuanya karena jumlah aslinya buanyak bangets. Semoga bisa mewakili yes. Abaikan pose orang-orang yang di pinggir 1. Mahasiswa FK biasanya anak orang kaya soalnya bayar kuliahnya mahal. Menurut saya nggak seratus persen benar. Memang ada FK yang mematok harga selangit baik untuk biaya masuk maupun persemesternya, tapi banyak juga FK yang relatif terjangkau, biasanya dari universitas negeri. Selain itu ada kok mahasiswa FK kayak saya yang hanya bermodal dengkul alias m...