Skip to main content

Menjalani Dunia Kampus

Lulus SMA berarti memulai sebuah babak baru dalam kehidupan. Sebuah tantangan yang baru untuk memulai petualangan akademis di jenjang yang lebih tinggi. Status mahasiswa, perguruan tinggi atau fakultas yang mentereng, juga bayangan kebebasan yang disimbolkan dengan tidak lagi memakai seragam, menawarkan berbagai sensasi tersendiri. Seneng, bangga, takut, deg-degan, nggak sabar, dan segala campur aduk di awalnya. Tapi saat sudah menjalani, sebenernya biasa aja sih. Antara pengen cepat kelar dan pengen lama-lama karena takut bakal kangen nantinya. Duh kok bahasa saya muter-muter amat ya. Intinya saya pengen ngasih beberapa tips menjalani dunia kampus, meski saya juga bukan mahasiswa yang sempurna.
  1. Selalu bersyukur. Ini adalah hal yang paling utama karena nggak semua orang punya kesempatan menjajal  bangku kuliah. Menjadi mahasiswa berarti Allah udah ngasih kita kesempatan untuk menimba ilmu dan pengalaman hidup yang lebih, jadi jangan sampai menyiakan segala kenikmatan itu. Kalau kebetulan dapat kampus yang diimpikan, bersyukur. Kalau takdirnya dapet kampus yang bukan pilihan utama, juga tetep bersyukur, karena mungkin itu jalan yang terbaik. Dikasih uang bulanan banyak, bersyukur karena bisa nabung. Dikasih dikit, juga bersyukur itung-itung bisa puasa. Dosen baik, bersyukur karena kuliah lebih lancar. Dosen killer, juga bersyukur karena jadi lebih semangat belajarnya. InsyaaAllah kalau selalu bersyukur, menjalani kuliah bakal lebih ringan. 
  2. Temukan lingkungan yang baik. Kalau kebetulan kuliah di tempat yang jauh dari rumah, maka pasti butuh yang namanya ngekos. Bahkan ada yang bilang kalau orang belum benar-benar kuliah kalau belum ngerasain kos. Untuk memilik tempat tinggal selama kita kuliah ini, ada banyak hal yang musti dipertimbangkan, misalnya jarak tempuh dari kampus, biaya, fasilitas, dan lokasinya yang strategis. Selain itu yang tak kalah penting adalah lingkungannya. Waktu kuliah dulu saya memiilih kos di kos binaan, yang isinya semua teman-teman, kakak tingkat dan adik tingkat sefakultas. Bukan untuk bermaksud eksklusif, tapi memang lebih mudah misal ada tugas kuliah, tanya-tanya hal yang belum paham, atau pinjam bahan ujian. Selain itu, temen kos juga alhamdulillah baik-baik, saling mengingatkan dalam kebaikan. Jadi nggak ada yang namanya tetangga kamar yang cuek-cuek, apalagi nggak saling kenal. Semua kayak keluarga ketemu gede. Tapi saya juga nggak mengharuskan kos binaan kok, kos apapun yang penting nyaman, aman, dan yang penting jangan campur cowok cewek ya.
  3. Cari ilmu sebanyak-banyaknya. Hal yang paling saya sesalkan selepas kuliah adalah nggak benar-benar serius menimba ilmu hingga titik darah penghabisan. Habis lulus baru sadar kalau ilmu cethek banget. Eh sebenernya dulu pas kuliah juga udah sadar sih, tapi kok kesadaran untuk berubahnya sangat minim. Setelah lulus, kalau mau dapet ilmu harus ikut seminar atau simposium yang harganya setinggi langit, padahal dulu dapet secara cuma-cuma. Eh bayar biaya kuliah juga sih, tapi kan nggak kerasa karena masih dibayarin. Pokoknya rugi banget kalau kayak saya yang kuliah cuma sebatas nyari nilai dan ijazah, yang penting lulus. Niatkan kuliah untuk benar-benar mengais ilmu, agar bisa memanfaatkannya kelak. Karena sesungguhnya penyesalan baru terjadi belakangan, jadi selagi masih ada kesempatan gunakan semaksimal mungkin.
  4. Ikut komunitas atau organisasi. Karena ternyata yang dibutuhkan di dunia nyata bukan hanya apa yang kita dapat di dalam ruang kuliah. Pelajaran tentang kehidupan justru kita dapat saat mencoba berinteraksi dengan banyak kepala, banyak pemikiran, dan banyak kemauan di organisasi. Jangan mau jadi mahasiswa kupu-kupu: kuliah pulang-kuliah pulang. Sayang banget kalau seumur hidup di kampus cuma tau ruang kuliah, perpus, dan kantin. Cobalah bergabung dengan organisasi atau komunitas, apapun yang kamu suka. Pas semester awal mungkin bisa ikut banyak kegiatan sekaligus, tapi seiring berjalannya waktu pasti akan semakin kerasa kamu condong kemana, nah disanalah kamu bisa berkontribusi lebih. Ikut organisasi atau komunitas itu banyak banget manfaatnya mulai dari ketemu orang baru, nambah silaturahim, nambah pahala, hingga dapet pengalaman memanajemen dan mengorganisir sesuatu. Alhamdulillah kalau sampai bisa bermanfaat buat masyarakat luas. Lika-liku organisasi dan segala tetek-bengeknya itulah yang bakal selalu bikin kangen masa-masa jadi mahasiswa.
  5. Tentukan target. Mulai dari nilai sampai jangka waktu kelulusan, usahakan selalu kamu tulis target jadi bisa termotivasi untuk memenuhinya. Tapi target yang kita tentukan juga harus realistis, jangan pasang target dapet nilai A di semua mata kuliah kalau kamu nggak yakin benar-benar jenius. Kalau perlu, gunakan award and punishment agar kamu  benar-benar komitmen untuk memenuhi target yang telah ditentukan. Dan yang sangat penting dan menjadi momok paling menyeramkan terutama bagi mahasiswa tingkat akhir adalah target lulus. Nggak selamanya kamu bisa duduk di bangku perkuliahan, menjalani masa-masa jadi mahasiswa dan menikmati tarif mahasiswa. Kalau terlalu betah, malah bisa-bisa kena drop out karena melewati batas waktu yang diperbolehkan. Lalu jembatan menuju kelulusan itu dinamakan skripsi. Ialah hal yang paling bikin males dalam sepanjang riwayat menjadi mahasiswa. Alhamdulillah saya dapat banyak bantuan dari temen-temen, mulai dari ngingetin nggarap setiap hari, nganterin bimbingan malem-malem, bantu ambil sampel, sampai bantuin revisi. Menurut saya yang paling penting saat nggarap skripsi adalah niat untuk memulai dan konsistensi. Kalau cuma dipandengin aja ga bakal selesai-selesai, mulailah nulis apapun. Kalau lagi blank juga saya cuma nulis-nulis kalimat semacam "aku mau nulis tentang sepidemiologi tapi kok bingung sumbernya" atau "kok pusing sih ini mau bikin pembahasannya" tapi tentu saja nanti bakal saya hapus lagi. Kadang cuma ngutak-atik page layout atau bullet and numbering. Yang penting tetep nulis dan mbuka file skripsi kita. Karna masa-masa mahasiswa memang asik, tapi cepat atau lambat kamu harus meninggalkannya dan memulai fase yang baru lagi.
Yak cukup sekian tips and trik menjalani dunia kampus. Kalau dunia pasca kampus, saya belum bisa cerita banyak karena baru aja resmi lulus beberapa bulan dan masih harus menjalani internship sebelum benar-benar masuk dunia nyata. Tapi kalau based on pengalaman kedua kakak saya, dunia pasca kampus lebih kejam lagi jadi harus pinter-pinter menempatkan diri. Bismilllah aja deh ya, semoga di setiap fase kehidupan kita bisa menjalaninya dengan baik, alhamdulillah kalau bisa memberi manfaat bagi orang lain :)

Saya bersama teman-teman kos. Bisa wisuda barengan dan foto dengan tawa lebar seperti ini merupakan sebuah kebahagiaan. Sayang kita nggak sumpah bareng-bareng hehehe :)

Comments

Popular posts from this blog

Idul Adha di Perantauan; Sedih Sih, Tapi... Siapa Takut? B-)

Bismillah. Errr udah paham dari judulnya ya? Yaudah deh, ga jadi cerita ah~ ^_^ Intinya selamat hari raya idul adha, mohon maaf lahir dan batin (loh?) (Hoho gambar yg cukup menghibur :D)

Mitos dan Fakta Mahasiswa FK

Bisa dibilang bahwa kedokteran adalah salah satu jurusan yang tergolong kontroversial. Banyak isu dan gosip yang sering saya dengar bahkan jauh hari sebelum benar-benar jadi mahasiswa FK. Diantara desas-desus itu tak jarang yang membuat saya merasa harus berpikir ulang sebelum memilih ambil jurusan ini. Setelah terjun di dalamnya, ternyata ada isu yang bukan sekedar gosip alias fakta, dan ada pula yang ternyata zonk alias hoax alias mitos belaka. Nah dipostingan kali ini saya pengen bahas satu-satu, meski nggak semuanya karena jumlah aslinya buanyak bangets. Semoga bisa mewakili yes. Abaikan pose orang-orang yang di pinggir 1. Mahasiswa FK biasanya anak orang kaya soalnya bayar kuliahnya mahal. Menurut saya nggak seratus persen benar. Memang ada FK yang mematok harga selangit baik untuk biaya masuk maupun persemesternya, tapi banyak juga FK yang relatif terjangkau, biasanya dari universitas negeri. Selain itu ada kok mahasiswa FK kayak saya yang hanya bermodal dengkul alias m

Kerlap-kerlip

Mati lampu. Ini bukan karena pulsa listrik kost saya habis atau belum bayar 3 bulan. Bukan juga karena lampunya kadaluarsa. Semua lampu sepanjang jalan kost mati, itulah kenyataan yang terjadi, dan harus diterima dengan lapang dada. Dan saya, disini ngutak-atik laptop, nulis-nulis blog selagi temen2 kost ribut masalah lilin, korek, dan seterusnya. Saya cukup menikmati kegelapan ini, karena kamar saya jadi bersinar gara2 hiasan bintang2 fluoroscent warna hijau, pink, dan biru yang saya tempel di langit2 dan tembok kamar saya. Walhasil, kalo mati lampu, kamar saya jadi kerlap-kerlip, jad i berasa melayang-layang di tengah langit malam (lebay), hem mungkin sederhananya seperti berada di planetarium, atau apalah itu, yang jelas rasanya nyaman sekali :) Alhamdulillah, lampunya udah nyala! Wah, cepet banget ya, cuma berapa menit gitu, ga sampe setengah jam. Kamar saya sekarang jadi terang benderang, ga kerlap-kerlip lagi :) Hem, saya jadi teringat sama penemu lampu pijar, Thomas Alfa Edi