Skip to main content

Pengalaman Serem

Saat duduk di bangku SMP saya mengikuti beberapa ekskul, salah satunya adalah Patroli Keamanan Sekolah (PKS). Sebenarnya kalau dilihat-lihat ekskul ini agak kurang cocok dengan saya, istilahnya "bukan gue banget" karena biasanya saya kurang tertarik dengan kegiatan yang banyak menggunakan fisik. Saya mengikuti ekskul ini karena di OSIS saya dapet Sie yang berkewajiban mengurus ekskul PKS dan ternyata saya merasa nyaman dengan teman-teman di dalamnya. Kegiatan yang dilakukan PKS mulai dari latihan baris berbaris, menertibkan barisan siswa saat upacara bendera, hingga membantu mengatur lalu lintas di pertigaan dekat sekolah tiap pagi hari. 

Ada sebuah agenda yang dilakukan untuk merekrut anggota baru, yaitu sejenis acara berkemah atau menginap di sekolah (saya lupa nama acaranya apa) yang akan diisi dengan berbagai kegiatan. Tentu sama dengan acara-acara menginap lainnya, yang paling ditunggu adalah kegiatan tengah malam. Para peserta dibangunkan tiba-tiba di tengah tidur nyenyaknya dan diberi uji mental. Alhamdulillah nggak ada yang namanya pukul-pukulan fisik kayak yang tayang di tv-tv karena yang diuji benar-benar berupa mental. Disitulah pengalaman saya dimulai.
 
Awalnya tiap peserta termasuk saya disuruh kumpul di lapangan belakang sekolah, lalu setelah basa-basi ceramah dan nasehat ini itu  sambil diberi pesan yang rada bikin deg-degan oleh senior, satu-persatu peserta diberangkatkan. Entah jadi peserta urutan keberapa, saya mulai berjalan sendirian memutari gedung sekolah, melewati ruang demi ruang, mulai dari kelas-kelas, kantor guru, laboratorium, juga kamar mandi sekolah yang bikin merinding. Suasana sangat sunyi kalau nggak mau dibilang menyeramkan. Apalagi banyak cerita-cerita horor yang beredar di kalangan siswa. Saya hanya bisa terus berjalan sambil merapalkan doa dalam hati. Semoga aja nggak ada kakak kelas yang pura-pura jadi hantu dan tiba-tiba lompat keluar dari salah satu pintu, atau membuat suara mirip orang menangis di pojokan.
 
Saya terus melangkah hingga tiba di gerbang depan sekolah, disana sudah menunggu senior saya yang ternyata memberikan instruksi untuk melanjutkan perjalanan keluar gerbang sekolah. Ya, ternyata itu hanya awalnya. Pos demi pos saya lalui sendirian, di tengah malam dengan kondisi lingkungan yang relatif sepi penduduk. Saya udah lupa berhenti di pos mana aja dan di masing-masing pos saya ngapain aja, hingga perjalanan mengantarkan saya ke gerbang sebuah makam yang letaknya tak cukup jauh dari sekolah.
 
Saya nggak benar-benar yakin, tapi ternyata senior serius sungguhan. Di pintu makam saya bertemu senior yang mengajarkan doa masuk makam dan memberikan tugas. Adalah masuk ke dalam makam tersebut lewat gerbang depan dan berjalan sendiri hingga keluar lewat gerbang belakang makam. Entah apa yang ada dalam pikiran dan berapa banyak dzikir yang saya lantunkan saat benar-benar masuk ke dalam makam. Melewati gundukan-gundukan tanah, berjalan hati-hati menghindari batu nisan di antara kegelapan. Di dalam ternyata ada senior yang mengarahkan langkah saya saat melalui persimpangan. Harum kamboja ditambah suara burung (entah burung apa) semakin menyiutkan mental. Bayangan adegan-adegan serial Kismis dan acara Dunia Lain menggoyahkan keberanian. Saya hampir sujud syukur saat akhirnya melihat pintu belakang makam dan penampakan senior. 

Kalau ingat kejadian itu, saya selalu nggak habis pikir kok bisa berani melakukannya. Mungkin dorongan rasa segan pada senior ditambah nekat dan pikiran yang masih setengah ngantuk, membuat nggak benar-benar sadar apa yang telah saya lakukan. Meski alhamdulillah selamat tanpa "melihat" apapun, kalau sekarang disuruh mengulang lagi, saya mah ogah. Bukan masalah takut setan, karena bahkan saya sempat ngekos di depan kompleks kuburan cina yang begitu buka pintu langsung nampak bangunan makam setinggi tembok. Tapi daripada masuk makam tengah malam sendirian, mending bobok di kamar pakai kasur empuk dan selimut yang tebel :D

Comments

  1. wkwkwk.. bener banget. kalau dipikir-pikir sekarang, kenapa juga dulu manut2 aja disuruh ini itu ampe masuk kuburan juga. mending bolos dan tidur di rumah.. hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha mungkin karena dulu masih masa-masanya ababil dan pengen mencoba banyak hal baru. kalau sekarang mah udah tua, pengennya adem ayem tentren aja :D

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mitos dan Fakta Mahasiswa FK

Bisa dibilang bahwa kedokteran adalah salah satu jurusan yang tergolong kontroversial. Banyak isu dan gosip yang sering saya dengar bahkan jauh hari sebelum benar-benar jadi mahasiswa FK. Diantara desas-desus itu tak jarang yang membuat saya merasa harus berpikir ulang sebelum memilih ambil jurusan ini. Setelah terjun di dalamnya, ternyata ada isu yang bukan sekedar gosip alias fakta, dan ada pula yang ternyata zonk alias hoax alias mitos belaka. Nah dipostingan kali ini saya pengen bahas satu-satu, meski nggak semuanya karena jumlah aslinya buanyak bangets. Semoga bisa mewakili yes. Abaikan pose orang-orang yang di pinggir 1. Mahasiswa FK biasanya anak orang kaya soalnya bayar kuliahnya mahal. Menurut saya nggak seratus persen benar. Memang ada FK yang mematok harga selangit baik untuk biaya masuk maupun persemesternya, tapi banyak juga FK yang relatif terjangkau, biasanya dari universitas negeri. Selain itu ada kok mahasiswa FK kayak saya yang hanya bermodal dengkul alias m

Idul Adha di Perantauan; Sedih Sih, Tapi... Siapa Takut? B-)

Bismillah. Errr udah paham dari judulnya ya? Yaudah deh, ga jadi cerita ah~ ^_^ Intinya selamat hari raya idul adha, mohon maaf lahir dan batin (loh?) (Hoho gambar yg cukup menghibur :D)

Kerlap-kerlip

Mati lampu. Ini bukan karena pulsa listrik kost saya habis atau belum bayar 3 bulan. Bukan juga karena lampunya kadaluarsa. Semua lampu sepanjang jalan kost mati, itulah kenyataan yang terjadi, dan harus diterima dengan lapang dada. Dan saya, disini ngutak-atik laptop, nulis-nulis blog selagi temen2 kost ribut masalah lilin, korek, dan seterusnya. Saya cukup menikmati kegelapan ini, karena kamar saya jadi bersinar gara2 hiasan bintang2 fluoroscent warna hijau, pink, dan biru yang saya tempel di langit2 dan tembok kamar saya. Walhasil, kalo mati lampu, kamar saya jadi kerlap-kerlip, jad i berasa melayang-layang di tengah langit malam (lebay), hem mungkin sederhananya seperti berada di planetarium, atau apalah itu, yang jelas rasanya nyaman sekali :) Alhamdulillah, lampunya udah nyala! Wah, cepet banget ya, cuma berapa menit gitu, ga sampe setengah jam. Kamar saya sekarang jadi terang benderang, ga kerlap-kerlip lagi :) Hem, saya jadi teringat sama penemu lampu pijar, Thomas Alfa Edi