Skip to main content

Apa Ya

Bismillaah...
Apa kabar dunia? Lama rasanya aku berkutat dalam dimensi waktuku sendiri. Kian dalam seperti dalam lumpur hisap, semakin meronta, semakin tenggelam. Meski sesungguhnya, ruanganku ini kadang terlalu sempit bahkan untuk seebuncah perasaan sekalipun. Yang lebih aneh lagi, sedikit demi sedikit aku mulai menikmatinya.

Hm kau tau, cukup banyak keputusan hidup yang kuambil beberapa waktu terakhir. Tak sedikit pemikiran yang dulu, kini tergantikan idealisme yang lain. Tapi bagiku, ini bukan karena aku plinplan (meski seringkali sanguin tenar dengan ke-plinplan-annya). Justru dulu akulah yang plinplan, kini tidak (haha mulai ngeles).

Karena ada masanya dimana pd satu titik kita merasa bimbang  atas apa yang telah kita lakukan. Untuk apa, demi apa, dan berdasarkan apa. Hey, bahkan mungkin saat dulu kau sanggup dengan tegas mengucapkan sesuatu, tapi ternyata itu bukanlah dari kemantapan hatimu. Itu hanyalah kau yang berusaha memantapkan hatimu. Lalu, pada satu masa kau pun bertanya pada dirimu sendiri akan keputusan yang telah kau ambil. Setelah kau merasukinya, setelah kau menyelaminya, setelah kau hanyut di dalamnya. Justru bukan ketenangan yang kau rasa, malah keraguan yang semakin mendera (apasih :D).

Lalu akupun jatuh kedalam sebuah refleksi. Bahwa lakukan apa yang kau yakini dalam qolbu, apa yang berdasarkan kalam Penciptamu, apa yang dicontohkan inspirator terbesarmu. Bukan kata siapa, bukan kata dia, apalagi sekadar argumentasimu sendiri. Dan jika kau telah menemukannya, tak ada alasan lagi untukmu menghindar juga melarikan diri

.:: Ya Allah, condongkanlah hatiku pada kebenaran, istiqomahkan aku dalam ketaatan, dan syahidkan aku dalam keimanan. Aamiin ::.

Comments

Popular posts from this blog

Idul Adha di Perantauan; Sedih Sih, Tapi... Siapa Takut? B-)

Bismillah. Errr udah paham dari judulnya ya? Yaudah deh, ga jadi cerita ah~ ^_^ Intinya selamat hari raya idul adha, mohon maaf lahir dan batin (loh?) (Hoho gambar yg cukup menghibur :D)

Kenapa Menulis?

Saat duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar saya pernah diberi tugas menuliskan aktivitas yang dilakukan selama liburan sekolah. Saya yang hanya LDR (liburan di rumah) bingung harus menulis apa dan akhirnya hanya menulis tentang kegiatan saya main ke rumah nenek, manjat pohon, makan mangga, jatuh, dan hal-hal ngga penting lain yang intinya semua itu cuma ngarang belaka. Walhasil nilai yang tertera di lembar tugas saya hanya 65, beda jauh dengan teman saya yang menceritakan liburannya ke luar kota dan dapat 90. Yah mungkin gaya bahasa saya yang memang ndeso banget, tapi saya jadi sebal sama pelajaran mengarang. Meski sebal menulis tapi saya cinta membaca. Awalnya buku yang saya baca hanya sebatas fabel, dongeng-dongeng dunia, atau majalah bobo yang bapak saya beli secara kiloan di shoping center, paling banter adalah buku kumpulan cerita rakyat yang ibu saya pinjamkan dari perpustakaan umum. Lalu perlahan saya mulai menyentuh majalah annida punya kakak dan dari situ saya mulai kenal p...

Mitos dan Fakta Mahasiswa FK

Bisa dibilang bahwa kedokteran adalah salah satu jurusan yang tergolong kontroversial. Banyak isu dan gosip yang sering saya dengar bahkan jauh hari sebelum benar-benar jadi mahasiswa FK. Diantara desas-desus itu tak jarang yang membuat saya merasa harus berpikir ulang sebelum memilih ambil jurusan ini. Setelah terjun di dalamnya, ternyata ada isu yang bukan sekedar gosip alias fakta, dan ada pula yang ternyata zonk alias hoax alias mitos belaka. Nah dipostingan kali ini saya pengen bahas satu-satu, meski nggak semuanya karena jumlah aslinya buanyak bangets. Semoga bisa mewakili yes. Abaikan pose orang-orang yang di pinggir 1. Mahasiswa FK biasanya anak orang kaya soalnya bayar kuliahnya mahal. Menurut saya nggak seratus persen benar. Memang ada FK yang mematok harga selangit baik untuk biaya masuk maupun persemesternya, tapi banyak juga FK yang relatif terjangkau, biasanya dari universitas negeri. Selain itu ada kok mahasiswa FK kayak saya yang hanya bermodal dengkul alias m...