Bismillaah...
Apa kabar dunia? Lama rasanya aku berkutat dalam dimensi waktuku sendiri. Kian dalam seperti dalam lumpur hisap, semakin meronta, semakin tenggelam. Meski sesungguhnya, ruanganku ini kadang terlalu sempit bahkan untuk seebuncah perasaan sekalipun. Yang lebih aneh lagi, sedikit demi sedikit aku mulai menikmatinya.
Hm kau tau, cukup banyak keputusan hidup yang kuambil beberapa waktu terakhir. Tak sedikit pemikiran yang dulu, kini tergantikan idealisme yang lain. Tapi bagiku, ini bukan karena aku plinplan (meski seringkali sanguin tenar dengan ke-plinplan-annya). Justru dulu akulah yang plinplan, kini tidak (haha mulai ngeles).
Karena ada masanya dimana pd satu titik kita merasa bimbang atas apa yang telah kita lakukan. Untuk apa, demi apa, dan berdasarkan apa. Hey, bahkan mungkin saat dulu kau sanggup dengan tegas mengucapkan sesuatu, tapi ternyata itu bukanlah dari kemantapan hatimu. Itu hanyalah kau yang berusaha memantapkan hatimu. Lalu, pada satu masa kau pun bertanya pada dirimu sendiri akan keputusan yang telah kau ambil. Setelah kau merasukinya, setelah kau menyelaminya, setelah kau hanyut di dalamnya. Justru bukan ketenangan yang kau rasa, malah keraguan yang semakin mendera (apasih :D).
Lalu akupun jatuh kedalam sebuah refleksi. Bahwa lakukan apa yang kau yakini dalam qolbu, apa yang berdasarkan kalam Penciptamu, apa yang dicontohkan inspirator terbesarmu. Bukan kata siapa, bukan kata dia, apalagi sekadar argumentasimu sendiri. Dan jika kau telah menemukannya, tak ada alasan lagi untukmu menghindar juga melarikan diri
.:: Ya Allah, condongkanlah hatiku pada kebenaran, istiqomahkan aku dalam ketaatan, dan syahidkan aku dalam keimanan. Aamiin ::.
Apa kabar dunia? Lama rasanya aku berkutat dalam dimensi waktuku sendiri. Kian dalam seperti dalam lumpur hisap, semakin meronta, semakin tenggelam. Meski sesungguhnya, ruanganku ini kadang terlalu sempit bahkan untuk seebuncah perasaan sekalipun. Yang lebih aneh lagi, sedikit demi sedikit aku mulai menikmatinya.
Hm kau tau, cukup banyak keputusan hidup yang kuambil beberapa waktu terakhir. Tak sedikit pemikiran yang dulu, kini tergantikan idealisme yang lain. Tapi bagiku, ini bukan karena aku plinplan (meski seringkali sanguin tenar dengan ke-plinplan-annya). Justru dulu akulah yang plinplan, kini tidak (haha mulai ngeles).
Karena ada masanya dimana pd satu titik kita merasa bimbang atas apa yang telah kita lakukan. Untuk apa, demi apa, dan berdasarkan apa. Hey, bahkan mungkin saat dulu kau sanggup dengan tegas mengucapkan sesuatu, tapi ternyata itu bukanlah dari kemantapan hatimu. Itu hanyalah kau yang berusaha memantapkan hatimu. Lalu, pada satu masa kau pun bertanya pada dirimu sendiri akan keputusan yang telah kau ambil. Setelah kau merasukinya, setelah kau menyelaminya, setelah kau hanyut di dalamnya. Justru bukan ketenangan yang kau rasa, malah keraguan yang semakin mendera (apasih :D).
Lalu akupun jatuh kedalam sebuah refleksi. Bahwa lakukan apa yang kau yakini dalam qolbu, apa yang berdasarkan kalam Penciptamu, apa yang dicontohkan inspirator terbesarmu. Bukan kata siapa, bukan kata dia, apalagi sekadar argumentasimu sendiri. Dan jika kau telah menemukannya, tak ada alasan lagi untukmu menghindar juga melarikan diri
.:: Ya Allah, condongkanlah hatiku pada kebenaran, istiqomahkan aku dalam ketaatan, dan syahidkan aku dalam keimanan. Aamiin ::.
Comments
Post a Comment