Skip to main content

Sekarang Sudah Tingkat Akhir ^_^

Bismillaah..

Ini postingan pertama saya di tahun 2013 masehi sekaligus 1433 hijriyah :)
Kangeeenn sekali menuliskan apa2 saja yang saya pikirkan atau rasakan. Terlepas dari ada atau tidaknya orang yang membca tulisan saya, tapi dengan menulis seakan2 beban2 yang ada dalam pikiran  tertuang sudah, hingga tak tersisa lagi. Hmm, kadang tersisa sih tapi cuma sedikit :D

Baik, mulai dari mana ya? Maunya dari mana? Hehehe
Oh mungkin ini, sekarang saya sedang ribet mengurus sesuatu hal yang seringkali orang2 merasa pamali menyebutkannya. Hal yang satu ini benar2 membuat repot banyak orang, dan menurut saya hal ini hanyalah salah satu cara mempersulit dan meneror mahasiswa sehingga hidupnya tidak tenang sampai ia kelar. Yaa.. apalagi kalau bukan skr*psi =_="
Kebetulan yang disengaja, saya mengambil bagian kedokteran jiwa, alias psikiatri. Lebih fokusnya mengenai autis :)
Dan kebetulan yang tidak disengaja, dosen pembimbing serta penguji utama saya profesor semua >.<
Jadi dalam menentukan dosen pembimbing dan penguji utama, bagian psikiatri menggunakan undian, yang ndak boleh dirubah2 lagi. Sebenernya kedua profesor itu baik2 sih, bahkan sangaaaat baik. Saya hanya mengkhawatirkan satu hal: mereka berbeda pendapat saat ujian. Dan itu bisa membuat saya mendapat pilihan yang tidak mudah >.<
Simak apa yang saya bayangkan:
Prof A: menurut teori tidak begitu tapi begini...
Prof B: yang benar itu begini...
Prof A: dasar apa yg anda gunakan?
Prof B: menurut jurnal ini penelitian yang saya lakukan itu begini hasilnya...
Prof A: tapi menurut teori yang sudah ada sebelumnya itu begini...
Saya: Prof, bagaimana jk saya keluar dulu selagi anda berdua berdiskusi? klo hasilnya sudah mufakat saya dipanggil lagi yaa... *senyummanis
Fyu~ doakan tidak terjadi demikian, semoga yg terjadi adalah:
Prof A: oh benarkah teorinya begitu?
Prof B: benar, kemarin saya baru saja melakukan penelitian syalalala...
Prof A: wah luar biasa, dulu penelitian saya begini tapi belum sampai mendapat hasil yang begitu...
Prof B: iya, bagaimana jika utk penelitian selanjutnya kita bekerjasama?
Saya: Prof, bagaimana jika saya keluar dulu selagi anda berdua mengobrol dan nostalgia? kalo sudah tercapai kerjasamanya, saya diberi nilai A yaa... *tetapsenyummanis
Hoho begitulah saya, sampai sekarang masih sering berkhayal yang tidak karuan :-S
Dan sampai sekaran, saya masih sering rindu pada rumah... apalagi suasana hujan kaya begini dan kondisi tidak memungkinkan utk pulang sekarang... huhuhuwaaa >.<

*Bagi yg membaca tulisan ini, doakan saya lancar validasi skripsi besok ya :)
Sekian dan terimakasih. Salam :)



Comments

Popular posts from this blog

Idul Adha di Perantauan; Sedih Sih, Tapi... Siapa Takut? B-)

Bismillah. Errr udah paham dari judulnya ya? Yaudah deh, ga jadi cerita ah~ ^_^ Intinya selamat hari raya idul adha, mohon maaf lahir dan batin (loh?) (Hoho gambar yg cukup menghibur :D)

Mitos dan Fakta Mahasiswa FK

Bisa dibilang bahwa kedokteran adalah salah satu jurusan yang tergolong kontroversial. Banyak isu dan gosip yang sering saya dengar bahkan jauh hari sebelum benar-benar jadi mahasiswa FK. Diantara desas-desus itu tak jarang yang membuat saya merasa harus berpikir ulang sebelum memilih ambil jurusan ini. Setelah terjun di dalamnya, ternyata ada isu yang bukan sekedar gosip alias fakta, dan ada pula yang ternyata zonk alias hoax alias mitos belaka. Nah dipostingan kali ini saya pengen bahas satu-satu, meski nggak semuanya karena jumlah aslinya buanyak bangets. Semoga bisa mewakili yes. Abaikan pose orang-orang yang di pinggir 1. Mahasiswa FK biasanya anak orang kaya soalnya bayar kuliahnya mahal. Menurut saya nggak seratus persen benar. Memang ada FK yang mematok harga selangit baik untuk biaya masuk maupun persemesternya, tapi banyak juga FK yang relatif terjangkau, biasanya dari universitas negeri. Selain itu ada kok mahasiswa FK kayak saya yang hanya bermodal dengkul alias m

Kerlap-kerlip

Mati lampu. Ini bukan karena pulsa listrik kost saya habis atau belum bayar 3 bulan. Bukan juga karena lampunya kadaluarsa. Semua lampu sepanjang jalan kost mati, itulah kenyataan yang terjadi, dan harus diterima dengan lapang dada. Dan saya, disini ngutak-atik laptop, nulis-nulis blog selagi temen2 kost ribut masalah lilin, korek, dan seterusnya. Saya cukup menikmati kegelapan ini, karena kamar saya jadi bersinar gara2 hiasan bintang2 fluoroscent warna hijau, pink, dan biru yang saya tempel di langit2 dan tembok kamar saya. Walhasil, kalo mati lampu, kamar saya jadi kerlap-kerlip, jad i berasa melayang-layang di tengah langit malam (lebay), hem mungkin sederhananya seperti berada di planetarium, atau apalah itu, yang jelas rasanya nyaman sekali :) Alhamdulillah, lampunya udah nyala! Wah, cepet banget ya, cuma berapa menit gitu, ga sampe setengah jam. Kamar saya sekarang jadi terang benderang, ga kerlap-kerlip lagi :) Hem, saya jadi teringat sama penemu lampu pijar, Thomas Alfa Edi