Skip to main content

Saya Bukan Sedang Galau, Tapi Ini Masalah Cinta

Bahwa cinta adalah persoalan berusaha untuk mencintai. Bahwa cinta bukanlah gejolak hati yang datang sendiri melihat paras ayu atau janggut rapi. Bahwa sebagaimana cinta kepada Allah yang tak serta merta mengisi hati kita. Karena cinta memang harus diupayakan. Karena cinta adalah kata kerja. Lakukanlah kerja jiwa dan raga untuk mencintainya. Kerjakan cinta yg kumaksud agar kau temukan cinta yg kau maksudkan. Karena cinta adalah kata kerja. Cinta, mata airnya adalah niat baik dari hati yang tulus. Alirannya adalah kerja yg terus menerus.
(Salim A. Fillah)

Bismillah.
Saat membaca tema "Jalan Cinta Para Perindu Surga", saya pikir acara itu akan membahas perjuangan para pejuang dakwah islam. Tapi ternyata.... malah ngomongin cinta beneran. Bahkan cenderung ke training motivasi nikah dini. Hehehe

STOP!
Jangan berpikir kalo saya sedang galau. Sama sekali tidak, karena sejujurnya saya sudah jemu (?) dengan tema-tema seperti itu.
*ekspresi wajah cool*
Tinggal praktik aja si (nahloh?)
STOP STOP STOP. Sekali lagi, saya tidak sedang galau.

Hem, saya jadi teringat pada sebuah percakapan di atas sebuah mobil, antara saya dan beberapa sahabat (errr, sebenernya saya cuma ndengerin aja sih :-P)

Ini tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan yang "berkomitmen" di luar pernikahan. Bahasa anak mudanya tuh pacaran. Seorang teman berkata, bahwa ia mau pacaran kalo pacarnya itu ga hanya pacaran sama dia, tapi juga keluarganya, lingkungannya, kehidupannya, sahabat-sahabatnya. Lalu ada juga yang pacaran karena awalnya iseng, tp ternyata cocok dan ga nyangka udah bertahan lama. Teman saya yang lain ingin pacaran sekali aja seumur hidup, tapi langsung serius. Dan menurutnya, karena cinta pasti ga akan bertahan selama-lamanya, dia pengen punya pendamping yg punya impian sama, agar suatu saat lagi renggang, maka mengingat kembali mimpi-mimpi yang mereka bangun pasti akan membuat hubungan mereka fresh lagi.

Errr, sebenernya saya pengen sedikit meluruskan, tapi waktu itu saya malah ketawa-ketawa sendiri (hobi saya tuh emang cengengesan :-P)
Maka, semoga postingan singkat ini semoga dapat menebus kesempatan yang terlewat kemaren.

Dewasa ini (jiah resmi banget yak), mayoritas orang memiliki sudut pandang bahwa pacaran merupakan sarana untuk mendapatkan pendamping yang ideal, untuk mengenal lebih dalam "calon" pasangan. Istilahnya penjajakan, gitu~
Tapi, pola pikir seperti ini sebenarnya terbantahkan, karena dalam realitanya, banyak kasus pasangan yang bercerai, meski dulu udah lama pacaran. Bahkan yang lebih nelangsa adalah kasus dua sejoli yang pacaran bertahun-tahun tapi pada akhirnya sama sekali tak pernah menikah, alias ujung-ujungnya putus.

Kenapa demikian? Yap, sebab pacaran sama sekali tidak sama dengan pernikahan. Dan pacaran tidak bisa dijadikan "job training" untuk membentuk sebuah keluarga.
Kenapa demikian (lagi)? Gampangannya gini deh, emangnya ada orang yang mau keliatan sifat jeleknya di depan pacar? Saya kasi contoh ni, meskipun seseorang hobi kentut sekalipun, dia ga bakalan deh kentut di depan pacarnya. Saya jamin, kalo pacaran dia pasti berusaha mati-matian untuk nggak kentut. Atau kalo udah ga tahan, ya kentutnya sembunyi-sembunyi dan ga mau ngaku.
*kenapa jadi ngomongin orang kentut ya? -_-"
Contoh lain, meski sama sekali ga berjiwa puitis, pasti deh bela-belain nraktir bakso temen yang pinter bikin puisi, minta dibikinin puisi cinta bertabur gombal, terus puisi itu diberikan pada sang pacar atas namanya sendiri.
Dannnn, semua itu baru deh kebongkar waktu udah nikah. Hasilnya? Ketidakcocokan baru terasa saat nasi sudah menjadi bubur, janur kuning telah melengkung. Ga tahan? Ya cerai.

Someone said: tapi tapi tapi tapi, aku kan pacaran cuman biar punya temen deket aja, temen curhat, temen hang out malem minggu....
Hem, terutama buat yang cewek nih. Apa yakin, kalo bisa begitu? Kalo dari pengalaman yang udah-udah sih, curhat lintas gender itu justru bikin keki. Secara nih, cewek itu mementingkan perasaan, sedangkan cowok dominan di logikanya (katanya sih gitu). Kontras lah pokonyaaa. Contoh kasus yaa :D
Cewek: Yangs, aku sebel nih....
Cowok: Kenapa?
Cewek: Nilai matematikaku jeleeekk T.T
Cowok: Terus?
Cewek: Sebel dong, padahal aku udah capek-capek belajar :-(
Cowok: Ya udah, lain kali nyontek aja.
Cewek: Lho kok gitu.... Aku kan pengennya hasilku sendiri >.<
Cowok: Ya udah, lain kali belajar lagi aja.
Cewek: Aku udah belajar mati-matian.... Bahkan semaleman ga tidur. Sekarang aku ngantuk bangeeet. Capek.
Cowok: Ya udah, kalo ngantuk tidur aja.
Cewek: Tapi aku belom ngerjain tugas fisikaaa.... :'(
Cowok: Ya udah, dikerjain dulu aja.
*Haish, sepertinya percakapan ini ga bakal ada ujungnya deh +_+

Fyu, begitulah gambarannya. Kalo menginginkan tempat curhat yang bisa mengerti kita, rasanya lebih pas kalo cewek ke sesama cewek, dan cowok ke sesama cowok....

Someone said: tapi tapi tapi tapi, ga semua cowok kayak gitu kaliii. Ada juga kok, cowok yang perhatian....
Errr, oke kalo gitu, apa bisa dijamin, kalo dia perhatian cuma sama kamu aja? Karena cowok itu punya sejuta cinta yang siap dibagikan pada seribu wanita, kalo cowok itu ga punya komitmen yang jelas. Ga punya landasan dan pijakan yang kuat. Jadi gitu deh, tebar pesona pada tiap wanita.

Yang most important nih, adakah kita lupa pada salah satu ayatNya:
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al Isro 17:32)

Loh kalo pacarannya cuma ngobrol aja, ga pegang-pegangan, ga yang aneh-aneh, kan ga mendekati zina?
Ehm, terus kalo ngobrol aja, pengen terus-terusan, kan? Pengen smsan terus juga kan? Pengen ketemu terus, kan? Pengen saling menatap, kan? Hayoooo, keterusan loooohh....
Padahal, ternyata zina itu ada macem-macem jenisnya :-O
"Zinanya mata adalah melihat (sesuatu), zinanya lisan adalah mengucapkan (sesuatu), zinanya hati adalah mengharap dan menginginkan (sesuatu), sedangkan alat kelamin membenarkan atau mendustakan itu (semua)…" (HR Bukhari & Muslim)

Astaghfirulloh....

Ada solusi ga yaa??
Pernikahan yang sesuai syariat.
Gimana tuh??
Tanpa pacaran, tentu saja :D
Tarus gimana kita kenal calonnya??
Tak kenal, maka ta'aruf ^_^

Pernikahan yang islami memang unik, ada tantangan tersendiri untuk menempuh kesucian jalannya. Dan ini masalah komitmen. Bukan hanya pada pasangan, tapi juga pada keluarga, pada ummat, dan terpenting pada Allah dan agamaNya. Banyak kok, kisah cinta yang terjalin tanpa hubungan pra nikah, tapi tetap langgeng dan semakin hari semakin cinta. Itu karena motif mereka bukanlah hanya mencapai kebahagiaan dunia semata, tapi juga sebagai penyempurna separuh agama, sebagai bekal menghadapNya, dengan penuh cinta.

Kalo ga cocok sama sifatnya gimana?
Ya teliti dulu sebelum memilih dong. Bebas untuk menanyakan apapun dalam proses taaruf kok, asal caranya ga melanggar syariat. Bahkan pada hal-hal yang mendetail sekalipun. Contoh: suka makan pete atau jengkol ga?
Eits, seriusan loh. Soalnya masalah yang kecil-kecil kayak gitu, kalo bener-bener emang ga bisa toleransi bisa berakibat besar kedepannya (misalnya asmanya bakal kumat kalo nyium bau pete utawa jengkol, berabe kan?).
Dan saat proses itu, masing-masing harus saling jujur, ga nutup-nutupi kejelekan atau hanya nunjukin yg baik-baik aja (ga kaya pacaran :-P). So, infonya akurat. Selain itu, yang paling penting dari yang terpenting adalah, istikharoh juga musti jadi pertimbangan terbesar. Serahkan semua pada Allah, jangan sampe niat jadi bias dan terwarnai oleh masalah duniawi.


Karena islam tidak mengabaikan cinta, sama sekali tidak. Cinta, adalah fitrah yang Allah berikan pada manusia. Dan cinta tidak sesempit hubungan antara laki-laki dan perempuan. Ada cinta dari orang tua pada anaknya, cinta guru kepada muridnya, cinta pada sahabat-sahabat kita, dan terpenting, cinta pada Allah dan Rasulnya.

Juga, cinta yang menjadi bekal peradaban rumah tangga, bukanlah cinta yang buta dan mengurat nadi seperti romeo dan juliet. Kalo menurut Pak Anis Matta, "Jauh sebelum cinta menjelma menjadi pertemuan dua fisik, ia terlebih dahulu bertaut di alam jiwa. Jika ada pertemuan fisik yang tidak didahului oleh pertemuan jiwa itu bukanlah cinta."

Cinta yang hanya bersandar pada makhluk, pasti akan luntur seiring berjalannya waktu. Tapi, cinta yang membawa sebuah misi besar, untuk mencapai tujuan yang mulia, cinta yang dipersembahkan untuk meraih ridhoNya, itulah cinta yang hakiki, insya Allah.

Sebagaimana di awal postingan ini, ustadz Salim A. Fillah berujar dalam Jalan Cinta Para Pejuang, "Bahwa, sebagaimana cinta kepada Allah yang tak serta merta mengisi hati kita, setiap cinta memang harus diupayakan. Dengan kerja, dengan pengorbanan, dengan air mata, dan bahkan darah."


Ah banza, aku masih kuliah nih, belom siap buat nikah, tapi susah menghindari cinta. Gimana dongs?
Puasa aja :)
Dan sibukkan hari-harimu dgn aktivitas yg bermanfaat, biar lupa sama yang namanya cinta sebelum waktunya ^_^

Huwaaaaa.....
Nulis begini berasa sosoan jadi pakar cinta. Padahal saya juga ga tau apa-apa dan belom ada pengalaman pribadi juga :-P
Hem, cuma sekedar share pemikiran saya aja sih. Kalo ada manfaatnya, monggo diambil karena semua kebaikan itu hakikatnya milik Allah. Dan misal ada yg kurang tepat, afwan jiddan, saya masih harus banyak belajar.

The last but not least, nasyid dari Snada, Arti Cinta. spesial buat temen-temen yang sedang bimbang menghadapi cinta :D

Ingin kukatakan arti cinta kepadamu dinda
Agar kau mengerti arti sesungguhnya
Tak akan terlena dan terbawa harum bunga asmara
Yang akan membuat dirimu sengsara

Cinta suci luar biasa
Rahmat dari Yang Kuasa
Kepada semua hamba-hambanya

Di dalam diri setiap manusia penuh dengan rasa cinta
Kepada harta, tahta dan manusia
Namun cinta kepada Yang Esa di atas itu semua
Kebahagiaan pasti akan tiba

Cinta suci luar biasa
Fitrah bagi manusia
Kasih sayang dari Sang Pencipta

Jangan kau berpaling dari cinta
Cinta dari yang Maha Pencipta
Kau pasti tergoda

Cinta yang abadi hanya ada
Cinta membuat diri bahagia
Pada Allah saja (Pada Allah saja)




Comments

  1. BUAHAHAHAHAHHAHA!

    merasa tertohok sih tapi ada benernya juga kok ;p
    aku sekarang sedang dalam proses tidak galau loh, Ban! it takes 2 months for me to move on (and now I'm on process) haha :D

    bimbinglah aku ke jalan yang benar yaaaa Banzaaaa! :D

    ReplyDelete
  2. BUAHAHAHAHAHHAHA!

    Aku rada-rada sangsi dalam 2 bulan kamu bisa berubah jadi ga galau lagi. Masalahnya kamu kan ahlinya :-P

    saling membimbing dan mengingatkan ca! ;)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Idul Adha di Perantauan; Sedih Sih, Tapi... Siapa Takut? B-)

Bismillah. Errr udah paham dari judulnya ya? Yaudah deh, ga jadi cerita ah~ ^_^ Intinya selamat hari raya idul adha, mohon maaf lahir dan batin (loh?) (Hoho gambar yg cukup menghibur :D)

Mitos dan Fakta Mahasiswa FK

Bisa dibilang bahwa kedokteran adalah salah satu jurusan yang tergolong kontroversial. Banyak isu dan gosip yang sering saya dengar bahkan jauh hari sebelum benar-benar jadi mahasiswa FK. Diantara desas-desus itu tak jarang yang membuat saya merasa harus berpikir ulang sebelum memilih ambil jurusan ini. Setelah terjun di dalamnya, ternyata ada isu yang bukan sekedar gosip alias fakta, dan ada pula yang ternyata zonk alias hoax alias mitos belaka. Nah dipostingan kali ini saya pengen bahas satu-satu, meski nggak semuanya karena jumlah aslinya buanyak bangets. Semoga bisa mewakili yes. Abaikan pose orang-orang yang di pinggir 1. Mahasiswa FK biasanya anak orang kaya soalnya bayar kuliahnya mahal. Menurut saya nggak seratus persen benar. Memang ada FK yang mematok harga selangit baik untuk biaya masuk maupun persemesternya, tapi banyak juga FK yang relatif terjangkau, biasanya dari universitas negeri. Selain itu ada kok mahasiswa FK kayak saya yang hanya bermodal dengkul alias m

Kerlap-kerlip

Mati lampu. Ini bukan karena pulsa listrik kost saya habis atau belum bayar 3 bulan. Bukan juga karena lampunya kadaluarsa. Semua lampu sepanjang jalan kost mati, itulah kenyataan yang terjadi, dan harus diterima dengan lapang dada. Dan saya, disini ngutak-atik laptop, nulis-nulis blog selagi temen2 kost ribut masalah lilin, korek, dan seterusnya. Saya cukup menikmati kegelapan ini, karena kamar saya jadi bersinar gara2 hiasan bintang2 fluoroscent warna hijau, pink, dan biru yang saya tempel di langit2 dan tembok kamar saya. Walhasil, kalo mati lampu, kamar saya jadi kerlap-kerlip, jad i berasa melayang-layang di tengah langit malam (lebay), hem mungkin sederhananya seperti berada di planetarium, atau apalah itu, yang jelas rasanya nyaman sekali :) Alhamdulillah, lampunya udah nyala! Wah, cepet banget ya, cuma berapa menit gitu, ga sampe setengah jam. Kamar saya sekarang jadi terang benderang, ga kerlap-kerlip lagi :) Hem, saya jadi teringat sama penemu lampu pijar, Thomas Alfa Edi