Skip to main content

Homesick

Masih terjaga, dalam hening malam yang melelapkan anak-anak manusia, juga lembab udara jejak-jejak hujan yang turun senja ini. Bau tanah basah masih tertinggal di sudut-sudut, adapun titik-titiknya menyisakan kesegaran alam yang buncah karena siraman rohmatNya.

Hem, aku suka aroma ini. Aroma yang selalu mengingatkanku pada suatu masa, saat ibu menyiapkan teh panas manis, bersanding dengan sepiring pisang goreng yang juga manis. Dan dengan senyum tulus, kami -aku, bapak, dan kedua kakakku- menyantapnya habis. Sekejap tandas!

Dari sebuah jendela, aku dan kakak memandangi orang-orang yang kehujanan. Ada yang berlari, tergesa, ada pula yang tampaknya menikmati momen tetes-tetes jatuh dari ujung-ujung payungnya. Aku suka memperhatikan wajah-wajah beraneka rupa. Mereka yang terkadang hadir dalam mimpi tanpa aku kenali, yang sejatinya pernah terlintas dalam hidupku, meski hanya sejenak, sistim otak yang super canggih mampu merekam wajah itu dan menginterpretasikannya dalam alam bawah sadar. Ya, meski ia hanya kulihat lewat jendela di sebuah hujan yang mengguyur.

Ah, rindu sekali aku pada saat itu, dimana pelangi menyembul dari balik awan. Aku lantas akan berteriak kegirangan dan memanggil-manggil ibu untuk turut melihatnya. Atau saat air hujan meluap-luap hingga memenuhi saluran air dan membuatnya bagai jalan yang lebar. Satu-dua orang tertipu, lantas jatuh ke lubang perangkap itu. Saat itupun aku tetap berteriak kegirangan.

Huft, entah. Aku selalu rindu pada masa lalu.
Dan satu hal lagi yang saat ini sangat membuatku rindu: rumah!

*****

Bapak, ibu, aku sedang bosan menghapal skeleton, nervus, muskulus, artikulatio, origo, dan segala inervasi......
Aku ingin pulang sebentar saja......
Boleh, ya......

:'l

Comments

Popular posts from this blog

Idul Adha di Perantauan; Sedih Sih, Tapi... Siapa Takut? B-)

Bismillah. Errr udah paham dari judulnya ya? Yaudah deh, ga jadi cerita ah~ ^_^ Intinya selamat hari raya idul adha, mohon maaf lahir dan batin (loh?) (Hoho gambar yg cukup menghibur :D)

Mitos dan Fakta Mahasiswa FK

Bisa dibilang bahwa kedokteran adalah salah satu jurusan yang tergolong kontroversial. Banyak isu dan gosip yang sering saya dengar bahkan jauh hari sebelum benar-benar jadi mahasiswa FK. Diantara desas-desus itu tak jarang yang membuat saya merasa harus berpikir ulang sebelum memilih ambil jurusan ini. Setelah terjun di dalamnya, ternyata ada isu yang bukan sekedar gosip alias fakta, dan ada pula yang ternyata zonk alias hoax alias mitos belaka. Nah dipostingan kali ini saya pengen bahas satu-satu, meski nggak semuanya karena jumlah aslinya buanyak bangets. Semoga bisa mewakili yes. Abaikan pose orang-orang yang di pinggir 1. Mahasiswa FK biasanya anak orang kaya soalnya bayar kuliahnya mahal. Menurut saya nggak seratus persen benar. Memang ada FK yang mematok harga selangit baik untuk biaya masuk maupun persemesternya, tapi banyak juga FK yang relatif terjangkau, biasanya dari universitas negeri. Selain itu ada kok mahasiswa FK kayak saya yang hanya bermodal dengkul alias m

Kerlap-kerlip

Mati lampu. Ini bukan karena pulsa listrik kost saya habis atau belum bayar 3 bulan. Bukan juga karena lampunya kadaluarsa. Semua lampu sepanjang jalan kost mati, itulah kenyataan yang terjadi, dan harus diterima dengan lapang dada. Dan saya, disini ngutak-atik laptop, nulis-nulis blog selagi temen2 kost ribut masalah lilin, korek, dan seterusnya. Saya cukup menikmati kegelapan ini, karena kamar saya jadi bersinar gara2 hiasan bintang2 fluoroscent warna hijau, pink, dan biru yang saya tempel di langit2 dan tembok kamar saya. Walhasil, kalo mati lampu, kamar saya jadi kerlap-kerlip, jad i berasa melayang-layang di tengah langit malam (lebay), hem mungkin sederhananya seperti berada di planetarium, atau apalah itu, yang jelas rasanya nyaman sekali :) Alhamdulillah, lampunya udah nyala! Wah, cepet banget ya, cuma berapa menit gitu, ga sampe setengah jam. Kamar saya sekarang jadi terang benderang, ga kerlap-kerlip lagi :) Hem, saya jadi teringat sama penemu lampu pijar, Thomas Alfa Edi