Skip to main content

Beginilah Saya

Karena terkadang, terlalu banyak hal yang ingin saya capai, tapi saya hanya dapat memandangnya terpaku, tanpa bergerak maju selangkahpun. Kacau, saya justru melakukan hal hal lain yang tak ada sangkut pautnya dengan apa yang saya tuju. Hem, mungkin saya harus terus berlatih fokus pada satu titik meski semburat yang lain begitu menggoda. Saya menyadarinya. Sungguh menyadarinya. Pun demikian, syaraf konvergen saya mungkin sedikit bermasalah.

Karena terkadang, pencapaian orang lain begitu menggiurkan. Tidak, saya tidak iri sama sekali. Saya hanya kagum, dan berharap memiliki kesempatan yang sama (semoga ini tidak sama dengan iri). Logika tiap manusia memang berbeda, begitu pula sudut pandangnya. Dan saya, selalu berharap memiliki logika dan sudut pandang tak terbatas. Agar pencapaian saya, bukan hanya milik saya. Lagi, menjadi pribadi bijak yang mampu memposisikan diri sebagai pihak yang lain, terdengar mengasyikkan.

Saya bukan berharap menjadi orang lain. Namun saya ingin menjadi diri saya, yang pribadinya mencerminkan apa yang menurut saya paling ideal. Beginilah saya.


Comments

Popular posts from this blog

Idul Adha di Perantauan; Sedih Sih, Tapi... Siapa Takut? B-)

Bismillah. Errr udah paham dari judulnya ya? Yaudah deh, ga jadi cerita ah~ ^_^ Intinya selamat hari raya idul adha, mohon maaf lahir dan batin (loh?) (Hoho gambar yg cukup menghibur :D)

Kenapa Menulis?

Saat duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar saya pernah diberi tugas menuliskan aktivitas yang dilakukan selama liburan sekolah. Saya yang hanya LDR (liburan di rumah) bingung harus menulis apa dan akhirnya hanya menulis tentang kegiatan saya main ke rumah nenek, manjat pohon, makan mangga, jatuh, dan hal-hal ngga penting lain yang intinya semua itu cuma ngarang belaka. Walhasil nilai yang tertera di lembar tugas saya hanya 65, beda jauh dengan teman saya yang menceritakan liburannya ke luar kota dan dapat 90. Yah mungkin gaya bahasa saya yang memang ndeso banget, tapi saya jadi sebal sama pelajaran mengarang. Meski sebal menulis tapi saya cinta membaca. Awalnya buku yang saya baca hanya sebatas fabel, dongeng-dongeng dunia, atau majalah bobo yang bapak saya beli secara kiloan di shoping center, paling banter adalah buku kumpulan cerita rakyat yang ibu saya pinjamkan dari perpustakaan umum. Lalu perlahan saya mulai menyentuh majalah annida punya kakak dan dari situ saya mulai kenal p...

Mitos dan Fakta Mahasiswa FK

Bisa dibilang bahwa kedokteran adalah salah satu jurusan yang tergolong kontroversial. Banyak isu dan gosip yang sering saya dengar bahkan jauh hari sebelum benar-benar jadi mahasiswa FK. Diantara desas-desus itu tak jarang yang membuat saya merasa harus berpikir ulang sebelum memilih ambil jurusan ini. Setelah terjun di dalamnya, ternyata ada isu yang bukan sekedar gosip alias fakta, dan ada pula yang ternyata zonk alias hoax alias mitos belaka. Nah dipostingan kali ini saya pengen bahas satu-satu, meski nggak semuanya karena jumlah aslinya buanyak bangets. Semoga bisa mewakili yes. Abaikan pose orang-orang yang di pinggir 1. Mahasiswa FK biasanya anak orang kaya soalnya bayar kuliahnya mahal. Menurut saya nggak seratus persen benar. Memang ada FK yang mematok harga selangit baik untuk biaya masuk maupun persemesternya, tapi banyak juga FK yang relatif terjangkau, biasanya dari universitas negeri. Selain itu ada kok mahasiswa FK kayak saya yang hanya bermodal dengkul alias m...