dan berawal dari matahari yang menelisik malu malu lewat celah ranting
lembar lembar daun masih menggigil dibaluri tetes embun yang menitik nitik
dia masih saja mencium aroma itu
terhirup bergumul dengan pagi berkabut
berbaur harmoni sayup derap langkah pemuda yang pulang dari mushola
harum bak untaian bunga-bunga putih, yang menjalar di taman rumahnya
ah, dia masih sangat rindu!
untuk mencium aromanya
pada pantai dan gemuruhnya,
runai melodi dan gelak tawanya,
pada sebuah gubuk kecil yang melingkupi rasa rasa letih dan menggantinya dengan senyum tulus
juga belaian kasih sayang, tempat peraduan termewah
dia sungguh sangat rindu....
lembar lembar daun masih menggigil dibaluri tetes embun yang menitik nitik
dia masih saja mencium aroma itu
terhirup bergumul dengan pagi berkabut
berbaur harmoni sayup derap langkah pemuda yang pulang dari mushola
harum bak untaian bunga-bunga putih, yang menjalar di taman rumahnya
ah, dia masih sangat rindu!
untuk mencium aromanya
pada pantai dan gemuruhnya,
runai melodi dan gelak tawanya,
pada sebuah gubuk kecil yang melingkupi rasa rasa letih dan menggantinya dengan senyum tulus
juga belaian kasih sayang, tempat peraduan termewah
dia sungguh sangat rindu....
Comments
Post a Comment