Skip to main content

Histologi + Patologi Anatomi = Diskusi Pernikahan

Bismillah.

Judulnya nggak banget ya? Hehehe

Sebenernya kurang bijaksana, saat besok ujian 2 laboratorium dan sekarang justru saya posting blog (niatnya sih mau tidur siang, tp trnyata ga ngantuk :-P)
Saya masih harus terus belajar untuk betah berjam-jam menghapalkan materi penuh kata-kata rumit yang tersusun secara kompleks dan bila di rangkai akan ditemukan banyak kemiripan antar jenis satu dengan yang lain sehingga akan menimbulkan pengertian yang lebih dan lebih abstrak lagi serta memerlukan konsentrasi penuh agar dapat membedakan antar satu patologi dengan patologi lainnya..... huh hah huh hah (cape juga ngomong 51 kata tanpa titik koma +_+)

Materi histologi, ada epitel skuamosa, kuboid, kolumner, yang simpleks, yang kompleks, ada yang silia, ada yang nonsilia, ada juga yang pseudokompleks, yang transisionil. Terus patologi anatomi ada bengkak keruh pada hepar, perubahan hidropik, perubahan hialin, perubahan lemak, perubahan mukoid, ada hiperplasia endometrium tipe kistik, hiperplasia prostat benigna, epulis fibromatosa, hemorrhoid, papiloma, karsinoma epidermoid dengan kornifikasi, tanpa kornifikasi, terus fibroadenoma mamae, adenokarsinoma rekti, lipoma, liposarkoma, fibroma, fibrosarkoma, leiomioma, leiommiosarkoma, metastase adenokarsinoma mamae pada kelenjar limfe, tumor campur kelenjar parotis, hingga teratoma testis..... huh hah huh hah (cuma nyebutin judulnya ajah udah bikin migrain #_#)

Hem hem hem ngomong-ngomong ujian, saya malah dikunjungi seorang "mbak" dan ngajak diskusi. Sebenernya bukan diskusi sh, cuma ngobrol-ngobrol aja, dan temanya itu looooh....
Hadeh, anak kecil seperti saya diajak ngomongin nikah-nikahan. Gimana to mbak??
Tapi tapi tapi tapi, sebenernya gini-gini saya lumayan berpengalaman juga sih, bisa disebut dewasa sebelum waktunya.... :">
Dan sepertinya pembicaraan ini lebih lebih lebih lebih lebiiiihh rumit dari materi ujian histologi maupun patologi anatomi. Tidaaaakk hentikaaaannn.... Jangan kontaminasi diriku lagiiiii....
#apaan sih

Fyu yasudahlah sekarang saya mau (mencoba) belajar saja. Moga moga aja ada ilmu yang nyangkut. Atau setidaknya mendapat keberuntungan, jawaban soalnya tiba-tiba muncul di atas lembar jawaban saya, atau bolpoinnya gerak-gerak sendiri.

Wish me get the best ya saudara-saudara ^_^

Comments

Popular posts from this blog

Mitos dan Fakta Mahasiswa FK

Bisa dibilang bahwa kedokteran adalah salah satu jurusan yang tergolong kontroversial. Banyak isu dan gosip yang sering saya dengar bahkan jauh hari sebelum benar-benar jadi mahasiswa FK. Diantara desas-desus itu tak jarang yang membuat saya merasa harus berpikir ulang sebelum memilih ambil jurusan ini. Setelah terjun di dalamnya, ternyata ada isu yang bukan sekedar gosip alias fakta, dan ada pula yang ternyata zonk alias hoax alias mitos belaka. Nah dipostingan kali ini saya pengen bahas satu-satu, meski nggak semuanya karena jumlah aslinya buanyak bangets. Semoga bisa mewakili yes. Abaikan pose orang-orang yang di pinggir 1. Mahasiswa FK biasanya anak orang kaya soalnya bayar kuliahnya mahal. Menurut saya nggak seratus persen benar. Memang ada FK yang mematok harga selangit baik untuk biaya masuk maupun persemesternya, tapi banyak juga FK yang relatif terjangkau, biasanya dari universitas negeri. Selain itu ada kok mahasiswa FK kayak saya yang hanya bermodal dengkul alias m...

Idul Adha di Perantauan; Sedih Sih, Tapi... Siapa Takut? B-)

Bismillah. Errr udah paham dari judulnya ya? Yaudah deh, ga jadi cerita ah~ ^_^ Intinya selamat hari raya idul adha, mohon maaf lahir dan batin (loh?) (Hoho gambar yg cukup menghibur :D)

Tentang Kuliah di FK

Banyak orang yang berpikir kuliah di kedokteran itu keren, prestis, wah, dan sebagainya. Tak heran bila banyak yang bercita-cita jadi dokter. Banyak orang memandang dokter di masyakarat itu termasuk kalangan menengah ke atas, duitnya banyak, hidupnya santai tinggal kipas-kipas, uang datang sendiri. Tapi benarkah demikian? Saya pribadi sebelumnya ngga pernah bercita-cita jadi dokter, memimpikan pun tidak. Bagi saya jadi dokter itu ketinggian, saya benci pelajaran biologi, takut liat darah, dan orang tua saya juga ngga punya banyak uang, ditambah lagi, kuliah dokter kayaknya lama. Awalnya cita-cita saya ingin jadi sastrawan, jadi penulis buku (seperti yang sudah saya ceritakan di postingan sebelumnya ). Tapi kemudian saya ingin lebih realistis, karena orang tua saya ngga mungkin mengabulkan cita-cita semacam itu, dengan alasan untuk jadi penulis bisa dilakukan sambil kuliah yang lain. Jadi saya beralih untuk mengambil jalur yang sama dengan kedua kakak: menjadi guru. Kakak pertama s...