Skip to main content

Catatan Jadul

Iseng buka2 folder2 di laptop (kayaknya tiap hari kerjaan saya selalu iseng ya :-P) saya menemukan sebuah tulisan yang saya tulis pada zaman dahulu kala. Sebenernya ga jadul2 amat sih, hanya saya yg terlalu lebay saja.
#kebiasaan

Membaca tulisan ini mengingatkan saya pada masa-masa dimana suasana hati saya begitu menyedihkan, mungkin rasanya seperti anak kecil baru kehilangan permennya karena direbut teman yang nakal atau rasa gatal dipunggung yang susah digaruk (kalau ini sepertinya benar2 tidak nyambung).

Dan always, sesungguhnya catatan ini ga penting2 amat, hanya berisi curhat belaka. Hehehe
Juscekidot :D


Sendiri menyepi
Tenggelam dalam renungan
Ada apa aku, seakan kujauh dari ketenangan
Perlahan kucari mengapa diriku hampa
Mungkin ada salah, mungkin kutersesat, mungkin, dan mungkin lagi
Tuhan aku merasa sendiri menyepi
Ingin kumenangis menyesali diri mengapa terjadi
Sampai kapan kubegini
Resah tak bertepi
Kembalikan aku pada cahayaMu yang sempat menyala
Benderang di hidupku
(EdCoustic - Sendiri Menyepi)

Menatap hiruk pikuk dari sudut sunyi, hanya ada diriku sendiri. Tanya menyeruak, mengapa lengkung sabit sulit terbentuk, meski langit tampak cerah (setidaknya itu yang mereka katakan). Dan sedih ini perih, gerimis ini miris, sendu ini membelenggu.
Kau terlalu jauh melangkah, gadis. Peri kecil dengan kepak sayap mutiara mengusik kesunyian diri.
Dia cemburu. Rindu padamu. Isakmu di sepertiga malam terakhir. Pada harap yang menyayat. Dan hati yang seakan tak letih mengemis belas kasih. Ia rindu gemericik airmu kala namaNya berkumandang.
Tapi hampa ini asing. Lupakah janjinya untuk membersamaiku.
Kau yang menolak sentuhan lembutnya, putri. Menganggap itu tamparan kasar, dan berlari. Alpa, hingga lupa kehadiranNya. Ia melihatmu. Dan mengenalimu. Dalam setiap tatap tak berhijab. Dalam setiap sentuhan tak halal. Dalam setiap desir tak biasa. Ia tahu, mungkin lebih dari kau sendiri.
Bibir hendak berucap, tapi kata terjebak dalam sibak.
Hujjahmu, dara. Alibimu, bawalah pergi. Meski kau yakin, mampu mengatasi semua ini. Terlalu yakin hingga terluka.
Kembalilah, dinda. Pada kerasnya idealisme. Pada semangat yang menyengat. Pada arif yang hadir dalam bara.
Kau pernah menyebutnya jalan cinta. Disana, ada asa dan tujuan. Meski duri menusuk. Dan batu kerikil perih melukai.
Aku kelu berkata tidak, peri.
Karena masa tak akan kembali. Tak akan berulang. Butuh keberanian tuk tersenyum, saat keraguan menyelimuti nurani, dan sedikit usikkan menggoyahkan iman. Lalu kau jua kan dapat menggeleng perlahan.
Yakin padaNya, dan pejamkan mata. Dalam embun bening yang mengalir, hangat cahayaNya kan terasa.

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu."
(Fushshilat 41:30)

Bismillah, kokohkan azzam ini, Ya Robb. Jangan biarkan ia letih, berkawan kefuturan. Meski sesaat aku ingin berhenti disini. Disini saja.

Surakarta, 10 Muharom 1432
(Saat merindukan dalam dekapan ukhuwah)


Huhuhu, benar-benar sunyi dan hampa. Tidakkah kalian sedih membacanya? Hah? Enggak? Serius? Masa sih? Hadu, ya sudahlah~
Saya kan sudah bilang kalau catatan ini tidak penting2 amat....
Hehehe

Comments

Popular posts from this blog

Idul Adha di Perantauan; Sedih Sih, Tapi... Siapa Takut? B-)

Bismillah. Errr udah paham dari judulnya ya? Yaudah deh, ga jadi cerita ah~ ^_^ Intinya selamat hari raya idul adha, mohon maaf lahir dan batin (loh?) (Hoho gambar yg cukup menghibur :D)

Kenapa Menulis?

Saat duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar saya pernah diberi tugas menuliskan aktivitas yang dilakukan selama liburan sekolah. Saya yang hanya LDR (liburan di rumah) bingung harus menulis apa dan akhirnya hanya menulis tentang kegiatan saya main ke rumah nenek, manjat pohon, makan mangga, jatuh, dan hal-hal ngga penting lain yang intinya semua itu cuma ngarang belaka. Walhasil nilai yang tertera di lembar tugas saya hanya 65, beda jauh dengan teman saya yang menceritakan liburannya ke luar kota dan dapat 90. Yah mungkin gaya bahasa saya yang memang ndeso banget, tapi saya jadi sebal sama pelajaran mengarang. Meski sebal menulis tapi saya cinta membaca. Awalnya buku yang saya baca hanya sebatas fabel, dongeng-dongeng dunia, atau majalah bobo yang bapak saya beli secara kiloan di shoping center, paling banter adalah buku kumpulan cerita rakyat yang ibu saya pinjamkan dari perpustakaan umum. Lalu perlahan saya mulai menyentuh majalah annida punya kakak dan dari situ saya mulai kenal p...

Mitos dan Fakta Mahasiswa FK

Bisa dibilang bahwa kedokteran adalah salah satu jurusan yang tergolong kontroversial. Banyak isu dan gosip yang sering saya dengar bahkan jauh hari sebelum benar-benar jadi mahasiswa FK. Diantara desas-desus itu tak jarang yang membuat saya merasa harus berpikir ulang sebelum memilih ambil jurusan ini. Setelah terjun di dalamnya, ternyata ada isu yang bukan sekedar gosip alias fakta, dan ada pula yang ternyata zonk alias hoax alias mitos belaka. Nah dipostingan kali ini saya pengen bahas satu-satu, meski nggak semuanya karena jumlah aslinya buanyak bangets. Semoga bisa mewakili yes. Abaikan pose orang-orang yang di pinggir 1. Mahasiswa FK biasanya anak orang kaya soalnya bayar kuliahnya mahal. Menurut saya nggak seratus persen benar. Memang ada FK yang mematok harga selangit baik untuk biaya masuk maupun persemesternya, tapi banyak juga FK yang relatif terjangkau, biasanya dari universitas negeri. Selain itu ada kok mahasiswa FK kayak saya yang hanya bermodal dengkul alias m...