Skip to main content

Tarawih Terakhir di Bulan Ramadhan Tahun Ini

Bismillah.

Rasa bahagia karena hendak menemui hari kemenangan tak lepas dari derai haru melepas bulan mulia, Ramadhan.

Wuah, pasti bakal kangen banget sama jamaah ibu2 yang suka ngegosip saat khutbah (dan saya kadang ikut mendengarkan, astaghfirulloh), simbah2 yang suka nyuruh saya nempatin barisan depan yang kosong, juga adek2 yang kadang2 di tengah sholat malah berhenti istirahat, maen2, atau kabur dan ga balik2 lagi. Akankah tahun depan kita bisa bertemu dalam shof tarawih lagi?
Bapak, Ibu, Mbak Tari, Mbak Kiki, akankah tahun depan kita buka puasa bareng2 lagi? Juga sahur dengan mata yg sayup2, ditemenin acara komedi sahur di tivi, mungkinkah terjadi lagi?

Ya Allah, Engkau lebih mengetahui apa2 yang tidak hambaMu ini ketahui.

Hem, sebuah nasyid dari UNIC cocok banget buat muhasabah di penghujung ramadhan ini :)


Hari raya hari kemenangan
Hari kesyukuran dilimpahi kemuliaan
Di lipatan seni mehnah Ilahi
Ada maksud murni yang lebih hakiki

Pada nafsu yang dilentur lapar dahaga
Pada fikiran disinar wahyu dan sabda
Pada hati bersih di solat tarawih
Apakah semuanya telah dimiliki

Puasa mengajar erti ketabahan
Menghadap ujian berlandaskan iman
Puasa perisai yang sangat maknawi
Penyinkap hijab antara hamba dengan Illahi

Puasa sempurna menahan rohani dan rasa
Puasa sederhana menahan indera dan juga anggota
Puasa biasa hanya melawan lapar dan dahaga
Lalu di manakah puasa kita
Adakah masih di tahap lama

Lalu muhasabah di hujung Ramadhan
Sudahkah terbangun jiwa teguh dankukuh
Atau kolam jiwa masih tercemar keruh
Bersembilu dosa duri angkara

Ketika bertahmid, bertakbir, bertasbih
Terasakah ita hamba Illahi
Yang hanya mampu mengukir tadbir
Sedangkan padaNya segala takdir

(UNIC - Muhasabah Ramadhan)


Semoga di hari kemenangan nanti kita benar2 merasakan kemenangan yang hakiki ^_^



Comments

Popular posts from this blog

Mitos dan Fakta Mahasiswa FK

Bisa dibilang bahwa kedokteran adalah salah satu jurusan yang tergolong kontroversial. Banyak isu dan gosip yang sering saya dengar bahkan jauh hari sebelum benar-benar jadi mahasiswa FK. Diantara desas-desus itu tak jarang yang membuat saya merasa harus berpikir ulang sebelum memilih ambil jurusan ini. Setelah terjun di dalamnya, ternyata ada isu yang bukan sekedar gosip alias fakta, dan ada pula yang ternyata zonk alias hoax alias mitos belaka. Nah dipostingan kali ini saya pengen bahas satu-satu, meski nggak semuanya karena jumlah aslinya buanyak bangets. Semoga bisa mewakili yes. Abaikan pose orang-orang yang di pinggir 1. Mahasiswa FK biasanya anak orang kaya soalnya bayar kuliahnya mahal. Menurut saya nggak seratus persen benar. Memang ada FK yang mematok harga selangit baik untuk biaya masuk maupun persemesternya, tapi banyak juga FK yang relatif terjangkau, biasanya dari universitas negeri. Selain itu ada kok mahasiswa FK kayak saya yang hanya bermodal dengkul alias m...

Idul Adha di Perantauan; Sedih Sih, Tapi... Siapa Takut? B-)

Bismillah. Errr udah paham dari judulnya ya? Yaudah deh, ga jadi cerita ah~ ^_^ Intinya selamat hari raya idul adha, mohon maaf lahir dan batin (loh?) (Hoho gambar yg cukup menghibur :D)

Tentang Kuliah di FK

Banyak orang yang berpikir kuliah di kedokteran itu keren, prestis, wah, dan sebagainya. Tak heran bila banyak yang bercita-cita jadi dokter. Banyak orang memandang dokter di masyakarat itu termasuk kalangan menengah ke atas, duitnya banyak, hidupnya santai tinggal kipas-kipas, uang datang sendiri. Tapi benarkah demikian? Saya pribadi sebelumnya ngga pernah bercita-cita jadi dokter, memimpikan pun tidak. Bagi saya jadi dokter itu ketinggian, saya benci pelajaran biologi, takut liat darah, dan orang tua saya juga ngga punya banyak uang, ditambah lagi, kuliah dokter kayaknya lama. Awalnya cita-cita saya ingin jadi sastrawan, jadi penulis buku (seperti yang sudah saya ceritakan di postingan sebelumnya ). Tapi kemudian saya ingin lebih realistis, karena orang tua saya ngga mungkin mengabulkan cita-cita semacam itu, dengan alasan untuk jadi penulis bisa dilakukan sambil kuliah yang lain. Jadi saya beralih untuk mengambil jalur yang sama dengan kedua kakak: menjadi guru. Kakak pertama s...