Skip to main content

Dan Sayapun Ngomongin Tentang Korea-koreaan

Bismillah.
Bertemu lagi dengan saya princess zakiyah. Hahaha
Ngomong2 princess zakiyah, beberapa orang protes dengan kontroversi nama "princess" itu, agak berlebihan katanya~
Hohoho tapi biarlah, saya sedang tak ada ide utk nama lain, lagian nama princess zakiyah kedengerannya elegan (menurut saya).. ^_^
Anyway kali ini saya pengen ngomong tentang tren yg sedang hot-hotnya digemari anak muda zaman sekarang (jadi berasa tua). Yup, that's it. Korea!


Baik drama korea, musik korea, boyband korea (pokoknya yg bau2 korea) sekarang emang lagi digandrungi sama kaum remaja. You know lah fren, melihat peluang ini, salah satu stasiun tivi swasta aja muterin drama korea sejak ba'da dhuhur sampe menjelang buka puasa, nonstop! Ajiiib....
Bocoran dikit nih, salah satu temen kost saya yg udah sejak lama suka ama korea-koreaan ini ampe bikin 500 giga hard disknya hampir full, dan isinya, tentu saja kebanyakan korea-koreaan. Mulai dari film, serial, reality show, de-es-te, de-es-te. Wow, oke bener kan maniaknya.

Sejujurnya dari hati yang terdalam, saya pernah juga mengalami koren holic macam begini, tapi itu zaman dahulu kala, waktu saya masih SMP (bahkan sejak SD). Bahkan bukan cuma korea, jepang, taiwan pun sikaaat! :D
Tapi seiring berjalannya waktu, perasaan saya itu pudar, dan sayangnya demam korea justru dimulai waktu saya udah ga demen ama yang begituan lagi. Hehehe, rugi atau??

Dulu waktu saya heboh ama rain, joo ji hoon, lee dong wook, yoon eun hye, lee dae hee, DBSQ, se7en, dan kawan2nya, temen2 saya menganggap saya aneh lah, ngomong pake bahasa planet lah, tapi sekarang justru saya yang melongo kalo temen2 ribut nggosipin tae min, suju, SNSD, 2pm, 2am, kim soo hyun, dan entah apa lagi siapa nama yang lainnya. Hahaha benar2 kebalikan yaa....

But akhirnya, awal liburan kemaren saya cobain juga, nonton serial2 korea lagi, ngopi dari temen2. Mulai dari yg judulnya my girlfriend is a gumiho, sampe yg judulnya dream high, saya pelototin deh di layar laptop, sambil sesekali di cepetin kalo ada adegan yang enggak-enggak. Dan emang bener, sekali nonton jadi ketagihan lagi, lagi, lagi, lagiiii.... :D
Untungnya nih, saya masih bisa menjaga nafsu saya agar tak terperangkap lagi untuk kedua kalinya.
#jeile, bahasanya kaga nahaaann.... :D

Wah bukannya disini saya meng-underestimate-kan temen2 yg korean holic loh ya, cuman sebenernya saya kurang sepakat aja. Hem, emang sih artis, aktor, and boyben korea itu keren2, dance-nya mantab, orangnya cantik2, cakep2, dramanya bagus2, ga kayak sinetron indonesia yang ga ada tamat2nya.... :)

Tapi tapi tapi, kayaknya nih ya, drama2 korea itu lebih banyak bikin kita jadi berkhayal, berandai2, kalo aja saya secantik shin chae qyung, atau punya cowok seganteng personel shinee, atau punya kisah cinta seromantis naughty kiss, lalu membayangkan ini, membayangkan itu. Hadeehh astaghfirulloooh....
Padahal saya jamin 100 persen deh, itu cowok2 korea kaga ada yg puasa, tarawih, atau tilawah tadi malem. Hehehe

Hem, saya jadi penasaran. Sudahkah kita mengenal Rasulullah lebih dari artis2 itu? Sudahkah kita berusaha mencari profil para shahabat di samping googling profil personil boyben2 itu? Kenalkah temen2 pada khalid bin walid pedang Allah, Thalhah sang syahid yang masih berjalan di muka bumi, abdurrahman bin auf yg diberkahi karena shodaqohnya, hanzhalah yang dimandikan malaikat, thariq bin ziyad panglima penakluk andalusia, atau sholihudin al ayubi sang ikon perang salib?

Tidak, sama sekali tidak. Saya bukan orang yang paling tau tentang mereka, atau hapal kisah mereka secara detail. Karena saya masih berusaha mencari teladan dari sikap2 para shahabat, saya masih berusaha mengambil ibroh dari kisah mereka. Karena merekalah manusia2 yang insya Allah telah dijanjikan surga. Dan jangan sampe kita lupa bahwa Rosulullah adalah sebaik2 teladan.

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (Al Ahzab 33:21)

Jadi inget, Rasulullah pernah bersabda bahwa di akhirat nanti kita akan bersama orang yang kita cintai. Nah sekarang pertanyaannya siapakah yg kita cintai?
Hem, ini juga masih mjd sebuah pertanyaan besar utk saya....

Salam ^__^


VS

Comments

Popular posts from this blog

Mitos dan Fakta Mahasiswa FK

Bisa dibilang bahwa kedokteran adalah salah satu jurusan yang tergolong kontroversial. Banyak isu dan gosip yang sering saya dengar bahkan jauh hari sebelum benar-benar jadi mahasiswa FK. Diantara desas-desus itu tak jarang yang membuat saya merasa harus berpikir ulang sebelum memilih ambil jurusan ini. Setelah terjun di dalamnya, ternyata ada isu yang bukan sekedar gosip alias fakta, dan ada pula yang ternyata zonk alias hoax alias mitos belaka. Nah dipostingan kali ini saya pengen bahas satu-satu, meski nggak semuanya karena jumlah aslinya buanyak bangets. Semoga bisa mewakili yes. Abaikan pose orang-orang yang di pinggir 1. Mahasiswa FK biasanya anak orang kaya soalnya bayar kuliahnya mahal. Menurut saya nggak seratus persen benar. Memang ada FK yang mematok harga selangit baik untuk biaya masuk maupun persemesternya, tapi banyak juga FK yang relatif terjangkau, biasanya dari universitas negeri. Selain itu ada kok mahasiswa FK kayak saya yang hanya bermodal dengkul alias m...

Idul Adha di Perantauan; Sedih Sih, Tapi... Siapa Takut? B-)

Bismillah. Errr udah paham dari judulnya ya? Yaudah deh, ga jadi cerita ah~ ^_^ Intinya selamat hari raya idul adha, mohon maaf lahir dan batin (loh?) (Hoho gambar yg cukup menghibur :D)

Tentang Kuliah di FK

Banyak orang yang berpikir kuliah di kedokteran itu keren, prestis, wah, dan sebagainya. Tak heran bila banyak yang bercita-cita jadi dokter. Banyak orang memandang dokter di masyakarat itu termasuk kalangan menengah ke atas, duitnya banyak, hidupnya santai tinggal kipas-kipas, uang datang sendiri. Tapi benarkah demikian? Saya pribadi sebelumnya ngga pernah bercita-cita jadi dokter, memimpikan pun tidak. Bagi saya jadi dokter itu ketinggian, saya benci pelajaran biologi, takut liat darah, dan orang tua saya juga ngga punya banyak uang, ditambah lagi, kuliah dokter kayaknya lama. Awalnya cita-cita saya ingin jadi sastrawan, jadi penulis buku (seperti yang sudah saya ceritakan di postingan sebelumnya ). Tapi kemudian saya ingin lebih realistis, karena orang tua saya ngga mungkin mengabulkan cita-cita semacam itu, dengan alasan untuk jadi penulis bisa dilakukan sambil kuliah yang lain. Jadi saya beralih untuk mengambil jalur yang sama dengan kedua kakak: menjadi guru. Kakak pertama s...