Skip to main content

Peduli dan Bermanfaat


PEDULI DAN BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT; PERAN KADER DAKWAH KAMPUS SEBAGAI PERSIAPAN MENUJU PERUBAHAN
Oleh: Bani Zakiyah (FK UNS 2010)

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang tinggal di suatu tempat dan memiliki hukum serta nilai yang berlaku. Allah telah menciptakan kita sebagai individu sosial –tapi bukan berarti sosialis- yang membutuhkan orang lain. Dan hidup bermasyarakat merupakan salah satu fitrah yang Allah berikan pada kita.
            Dalam kehidupan bermasyarakat, kita dituntut untuk berbuat baik, sebagaimana firman Allah: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS. An Nisa 4:36)
            Kader dakwah, merupakan generasi-generasi terpilih, yang mesti mempersiapkan diri sedini mungkin untuk menjadi pemimpin-pemimpin masyarakat, pemimpin-pemimpin bangsa. Sebagai seorang pejuang dakwah, kita dituntut untuk peduli pada masyarakat. Bahkan sudah semestinya kita dapat bermanfaat bagi masyarakat, sebagaimana sabda Rasulullah salallahu alaihi wassalam, bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.
Meskipun masih berstatus sebagai mahasiswa, bukan berarti tugas kita semata-mata hanya belajar dan menuntut ilmu di bangku kampus saja, karena justru masyarakat adalah lahan yang sangat sarat akan ilmu yang sesungguhnya, ilmu yang tak akan kita dapatkan dalam mata kuliah manapun. Terjun langsung dalam masyarakat, berarti kita belajar dari pengalaman, bukan sekadar teori.
            Masyarakat merupakan lahan dakwah yang di dalamnya terdapat berbagai elemen, dimana di dalamnya, kita dibutuhkan untuk mewarnai dengan keindahan Islam. Masyarakat membutuhkan peranan kita sebagai agent of change dan cadangan masa depan. Dan peranan-peranan yang semestinya kita lakukan, bukanlah saat kita telah lulus dari bangku perkuliahan, karena justru inilah saatnya kita mempersiapkan diri sebelum benar-benar menjadi bagian atau bahkan memimpin masyarakat.
            Peduli dan bermanfaat bagi masyarakat saat ini merupakan hal yang sangat penting mengingat kondisi bangsa saat ini, dimana bencana bertubu-tubi dan kemaksiatan merajalela. Saat bid’ah terjadi di lingkungan kita, tidak seharusnya berdiam diri, menyaksikan saja. Saat anak-anak kecil menangis kelaparan, tidak semestinya kita tenang melahap makan siang serba mewah, dari uang kiriman orang tua.
            Karena heterogenitas masyarakat, bukan untuk dipermasalahkan. Karena penderitaan rakyat bukan untuk diratapi. Karena hal terpenting bagi kita saat ini adalah bergerak, menebar inspirasi.


#repost dari sebuah catatan lama -saat masih muda-

Comments

Popular posts from this blog

Mitos dan Fakta Mahasiswa FK

Bisa dibilang bahwa kedokteran adalah salah satu jurusan yang tergolong kontroversial. Banyak isu dan gosip yang sering saya dengar bahkan jauh hari sebelum benar-benar jadi mahasiswa FK. Diantara desas-desus itu tak jarang yang membuat saya merasa harus berpikir ulang sebelum memilih ambil jurusan ini. Setelah terjun di dalamnya, ternyata ada isu yang bukan sekedar gosip alias fakta, dan ada pula yang ternyata zonk alias hoax alias mitos belaka. Nah dipostingan kali ini saya pengen bahas satu-satu, meski nggak semuanya karena jumlah aslinya buanyak bangets. Semoga bisa mewakili yes. Abaikan pose orang-orang yang di pinggir 1. Mahasiswa FK biasanya anak orang kaya soalnya bayar kuliahnya mahal. Menurut saya nggak seratus persen benar. Memang ada FK yang mematok harga selangit baik untuk biaya masuk maupun persemesternya, tapi banyak juga FK yang relatif terjangkau, biasanya dari universitas negeri. Selain itu ada kok mahasiswa FK kayak saya yang hanya bermodal dengkul alias m...

Idul Adha di Perantauan; Sedih Sih, Tapi... Siapa Takut? B-)

Bismillah. Errr udah paham dari judulnya ya? Yaudah deh, ga jadi cerita ah~ ^_^ Intinya selamat hari raya idul adha, mohon maaf lahir dan batin (loh?) (Hoho gambar yg cukup menghibur :D)

Tentang Kuliah di FK

Banyak orang yang berpikir kuliah di kedokteran itu keren, prestis, wah, dan sebagainya. Tak heran bila banyak yang bercita-cita jadi dokter. Banyak orang memandang dokter di masyakarat itu termasuk kalangan menengah ke atas, duitnya banyak, hidupnya santai tinggal kipas-kipas, uang datang sendiri. Tapi benarkah demikian? Saya pribadi sebelumnya ngga pernah bercita-cita jadi dokter, memimpikan pun tidak. Bagi saya jadi dokter itu ketinggian, saya benci pelajaran biologi, takut liat darah, dan orang tua saya juga ngga punya banyak uang, ditambah lagi, kuliah dokter kayaknya lama. Awalnya cita-cita saya ingin jadi sastrawan, jadi penulis buku (seperti yang sudah saya ceritakan di postingan sebelumnya ). Tapi kemudian saya ingin lebih realistis, karena orang tua saya ngga mungkin mengabulkan cita-cita semacam itu, dengan alasan untuk jadi penulis bisa dilakukan sambil kuliah yang lain. Jadi saya beralih untuk mengambil jalur yang sama dengan kedua kakak: menjadi guru. Kakak pertama s...